SEPUTARKUDUS.COM, KALIREJO – Tanggul terbuat dari tanah terlihat membentang di sisi timur Jalan Kudus-Purwodadi. Tanggul itu berada dekat dengan pemukiman warga di Kecamatan Undaan, Kudus. Tanggul berfungsi penahan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Wulan dengan pemukiman. Sungai Wulan menjadi pemisah dua Kabupaten Kudus dan Demak.

Noor Ali, Kordinator Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) menjelaskan, tanggul tersebut sangat penting keberadaannya menahan air Sungai Wulan saat debit air meluap ke DAS. Sejak tahun 1991, tercatat tiga kali tanggul jebol yang mengakibatkan banjir besar.
“Dari tahun 1991 pernah ada banjir besar tiga kali di wilayah Kecamatan Undaan. Banjir dikarenakan tanggul jebol,” ungkapnya saat ditemui di kantor BPBWL, Senin (6/2/2017).
Dia menjelaskan, aliran Sungai Wulan melintasi dua pintu Bendungan Wilalung di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan. Sedangkan sembilan pintu lain bendungan tersebut mengarah ke Sungai Juwana, memiliki hilir di laut Kabupaten Pati (Juwana).
Baca juga: Surikah Waswas Air di Tanggul Undaan Lor Bisa Jebol Jika Air Sungai Wulan Terus Bertambah
Dijelaskan, banjir terparah terjadi pada tahun 1993. Menurutnya kejadian tersebut tepatnya tanggal 31 Januari 1993, tanggul jebol di Sungai Juwana di Desa Kalirejo. Saat itu debit air 1.560 meter kubik per detik. Dikatakan Ali, bermula dari jebolnya tanggul di Desa Kalirejo meluas ke timur. Selain itu tanggul di Desa Medini juga jebol. Air meluas ke utara dan menenggelamkan hampir sebagian besar Kecamatan Undaan. “Itu banjir terbesar. Satu kecamatan tenggelam,” ungkap dia.
Selanjurnya banjir terjadi lagi tahun 2007, tepatnya tanggal 20 Desember 2007. Menurutnya kejadian tersebut di akhir tahun sebelum Natal. Diceritakan, saat itu terdapat lima titik tanggul jebol di tanggul sisi kanan sungai Wulan Desa Medini. Debit air disebutkan 1.100 meter kubik per detik. Kejadian tersebut menjadikan banjir di Desa Medini dan meluas ke desa-desa kecamatan Undaan. “Kalau teringat banjir tersebut membuat (kantor) koramil Undaan hancur,” tambahnya.
Yang terakhirnya menurut Noor Ali tahun 2013, tepatnya 10 April 2013. Namun jebolnya tanggul tersebut tidak berada di daerah Kudus melainkan di sisi kiri tanggul sungai Wulan yakni Kecamatan Mijen, Demak. Saat itu debit air 1000 meter kubik per detik. Dikatakan, bendungan Wilalung mendapatkan kiriman air dari Sungai Serang (bendung Kedungombo di Kabupaten Grobogan) dan sungai Lusi (Pegunungan kapur Blora dan Grobogan). Setelah itu, akan dialirkan melalui Bendungan Wilalung ke dua pintu menuju sungai Wulan dan Sembilan pintu menuju sungai Juana. “Agar tidak terulang banjir kembali jangka pendek yang dilakukan yakni normalisasi sungai,” tambahnya.