SEPUTARKUDUS.COM, TANJUNG KARANG – Di tepi timur Jalan Kudus-Purwodadi, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus, tampak sebuah kios yang di dalamnya terdapat etalase kaca. Di balik etalase, terlihat seorang perempuan melayani pembeli. Perempuan tersebut bernama Sutamah (40), pemilk toko yang menjual aneka alat pancing. Saat volume air Sungai Wulan di Kudus tinggi seperti saat ini, dirinya mampu meraup omzet Rp 1 juta sehari.

Seusai melayani pembeli, perempuan yang akrab disapa Tamah itu sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, sejak air Sungai Wulan meluap hingga menggenangi jalan di depan tokonya, banyak orang yang memancing di sungai samping rumahnya. Bahkan menurutnya, yang datang memancing tidak hanya tetangganya, melainkan orang luar desa.
“Akibat banjir, banyak orang yang datang memancing ikan di sungai pinggir rumahku. Ini seperti berkah, karena alat pancingku laris terjual. Sejak banjir aku mampu meraup omzet Rp 1 juta sehari, “ ujar Tamah yang mengaku saat tak banjir hanya mampu meraup omzet Rp 200 ribu sehari.
Menurutnya, para pemancing tersebut tidak hanya berasal dari Desa Tanjung Karang, melainkan juga warga desa lain. Begitu juga dengan yang membeli alat pancingnya, selain tetangganya, pembelinya juga berasal dari desa mana saja, bahkan ada yang dari Kecamatan Mejobo.
Perempuan yang menjadikan rumah sekaligus tempat usaha itu mengatakan, aktivitas memancing marak karena banjir. Menurutnya, ada beberapa kolam ikan yang terendam dan ikanya sebagian lepas. Karena mendengar kabar tersebut, masyarakat datang untuk memancing, berharap kailnya disambar ikan yang lepas dari kolam yang terendam.
“Aku mendengar kabar ada beberapa kolam ikan lele milik warga Desa Tanjung Karang sebelah timur terendam banjir dan banyak ikan yang lepas. Hal tersebut yang mengundang antusiasme warga untuk berbondong-bondong untuk memancing, dan aku mampu menjual 25 ribu mata pancing sehari,” ujarnya.
Perempuan yang sudah dikaruniai dua anak itu mengatakan, selain mata pancing, dia juga menjual gagang kail yang dia jual seharga Rp 8 ribu sebatang. Timah bandul dia hargai antara Rp 100 sampai Rp 1500 per pcs. Sedangkan tali kail dibanderol Rp 1500 hingga Rp 3 ribu.
“Untuk kambangan saya jual paling murah Rp 500 dan yang paling mahal Rp 17.500. Untuk rel tali pancing saya jual Rp 35 ribu, serta serok ikan saya jual Rp 11 ribu. Meski saat banjir aku bisa meraup untung banyak, namun aku tetap berharap genangan air cepat surut,” harap Tamah.