31 C
Kudus
Selasa, Desember 3, 2024

Karena Ingin Takdzim, Santri TBS Kudus Rela Menata Sandal Alumni pada Acara Silatnas

SEPUTARKUDUS.COM, KAJEKSAN – Siswa-siswa Madrasah Aliyah (MA) Tasywiquth
Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus masih menunggu para alumni untuk masuk ke dalam
ruangan focus group discussion (FGD) yang terletak di lantai dua gedung
Madrasah Aliyah (MA) TBS Kudus. Setiap ada alumni yang bertanya mengenai
ruangan, mereka menunjukkan ruang kelas yang digunakan untuk FGD pada
kegiatan Silaturrahim Nasional (Silatnas) dan Ngaji Bareng Masyayikh TBS, akhir pekan lalu.

Silatnas TBS
Muhammad Waffiq Ilfa bersama temannya sedang menata sandal alumni TBS yang sedang mengikuti FGD di ruang kelas MA TBS Kudus. Foto: Imam Arwindra

Dengan memakai sarung dan kemeja putih mereka terlihat
berdiri menunggu alumni yang memerlukan bantuan mereka. Setelah dipastikan
semua alumni sudah memasuki ruangan, mereka dengan sigap menata rapi sandal yang
ditinggalkan alumni di depan ruangan.

Satu di antara siswa TBS yang menata sandal para alumni, yakni Muhammad Waffiq Ilfa, yang saat ini masih duduk di kelas XII MA TBS Kudus. Menurutnya, dia ingin ngalap berkah dari alumni-alumni yang datang dalam acara Silatnas. “Saya ingin takdzim dan ngalap berkah kepada para alumni yang dulu pernah sekolah di TBS,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com sambil menata sandal di depan ruangan.  

Dia menuturkan, di TBS para siswa diajarkan untuk selalu
menghormati kepada yang lebih tua. Bahkan lebih dari itu, mereka diajarkan untuk tawadlu’, terutama
para para guru. 

-Advertisement-

Saat kegiatan Ngaji Bareng Masyayikh TBS berlangsung di
depan gedung MA TBS, KH M Arifin Fanani menyinggung terkait hal tersebut. Menurutnya, satu diantara ciri khas santri yakni takdzim
kepada gurunya walau dia mempunyai jabatan lebih tinggi. “Cari-ciri khas santri yakni takdzim kepada gurunya,” ungkapnya.

Di depan ribuan alumni yang hadri pada acara Silatnas, Kiai Arifin meminta agar santri-santri TBS selalu memegang teguh Al-Quran dan sunnah nabi. Tidak hanya
itu, dia mewanti-wanti untuk selalu dekat dengan ulama. “Dengan Al-Quran
dan Hadits seorang mendapatkan petunjuk, dan dengan mengikuti ulama dia akan
selamat,” pesannya kepada alumni.

Kiai Arifin mengatakan, meski para alumni sudah mempunyai gelar sarjana,
megister dan profesor, dia yakin santri TBS akan selalu hormat kepada gurunya. Ketika
Kiai Arifin mencoba bertanya siapa yang sudah menjadi kiai, profesor, S1
(sarjana), S2 (megister) dan S3 (doktor) tidak ada seorang pun dari alumni yang
mengangkat tangan. “Lalu siapa yang menjadi santri?” tanya Kiyai Arifin,
yang seketika itu ribuan alumni yang hadir mengangkat tangan.

Redaksi
Redaksi
Beta adalah media online yang lahir di era digital. Berita yang disajikan unik, menarik dan inspiratif. Serta dikmas dalam bentuk tilisan, foto dan video.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
148,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER