SEPUTARKUDUS.COM, WATES – Rumahnya remaja ini terletak di Desa Wates, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Setiap hari dia mengayuh sepedanya menempuh 8 kilometer lebih untuk berangkat ke sekolahnya, SMA PGRI 1 Kudus di Jalan Mejobo, Kelurahan Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Usai pulang sekolah, malam harinya dia berjualan kerang rebus, tak jauh dari kediamannya.
Nikmatul Nafiyah, juara Lomba Karya Ilmiah Kepahlawan Nasional tingkat SMA se-Jawa Tengah, menunjukkan piala yang diraih. Foto: Imam Arwindra |
Dia adalah Nikmatul Nafiyah (16), pemenang Lomba Karya Ilmiah Kepahlawan Nasional tingkat SMA se-Jawa Tengah yang yang digelar beberapa hari lalu. Pagi itu dia sibuk berbincang dengan Kepala SMA PGR 1 Kudus atau masyhur disebut SMA Mentenx. Usai berbincang, Nafiyah tak keberatan berbagi cerita kepada Seputarkudus.com, di ruang kepala sekolah.
“Setiap hari ke sekolah naik sepeda, namun kadang kalau badan tidak enak naik angkutan umum,” ungkap dia ketika ditemui di ruang kepala sekolah SMA PGRI 1 Kudus, Kamis (2/6/2016).
Baca juga: Berkat Modifikasi Kartu Remi, Siswi SMA Mentenx Singkirkan SMA Negeri Favorit se-Jateng
Nafiyah mengungkapkan, setelah sekolah, setiap malam dia bekerja berjualan kerang di depan Gang 6 Desa Wates. Dia ikut menjualkan dagangan saudaranya. “Setiap malam saya ikut berjualan kerang untuk membantu membiayai kebutuhan orang tua. Jadi ya kalau badan kurang enak harus naik angkutan umum,” ungkapnya.
Berjualan Kerang Diberi Upah Rp 20 Ribu Sepekan
Dari berjualan kerang tersebut, sepekan mendapat upah Rp 20 ribu. Dirinya kadang membantu tetangganya untuk membuat kue. “Kalau membuat kue sehari bisa Rp 20 ribu,” ungkap dia yang suka pelajaran matematika dan sejarah.
Nafiyah menceritakan, orang tuanya sudah bercerai. Kini dia ikut ibunya yang bekerja sebagai buruh tani. “Ibu dan bapak saya sudah bercerai, kini saya ikut ibu,” ungkap dia sambil merunduk.
Biaya hidup sehari-hari dan kebutuhan sekolah, kata Nafiyah yang bercita-cita ingin menjadi dosen, ditanggung penuh oleh ibunya. Dia mengaku, sangat bangga terhadap ibunya yang berjuang sendirian untuk masa depannya. “Ibuku orang yang kuat, sabar dan sayang sekali dengan aku. Terima kasih ibu,” tutur Nafiyah dengan mata berkaca-kaca.
Kepala Sekolah SMA PGRI 1 Kudus Bambang Sugiarto menuturkan, Nafiyah termasuk murid berprestasi di sekolah. Selain sudah mengharumkan nama sekolah melalui Lomba Karya Ilmiah yang pernah diikuti, dia juga murid yang rajin dan sopan terhadap guru dan teman-temannya.
“Nafiyah tidak pernah terlambat sekolah walaupun rumahnya jauh di Desa Wates, Kecamatan Undaan. Dia murid kelas XI IPS yang rajin dan pantang menyerah. Dia termasuk murid yang mendapatkan beasiswa,” tambahnya.
Bambang menceritakan, dia pernah mendengar ibunya bekerja sebagai buruh tani. Berpindah-pindah berkerja sebagai buruh untuk menghidupi anak semata wayangnya. “Dengar kabar orang tuanya tidak punya tanah. Hanya berkerja sebagai buruh,” ungkapnya.