31 C
Kudus
Minggu, November 9, 2025

“Para Petarung” Bakal Manggung di Kudus, Catat Tanggalnya

BETANEWS.ID, KUDUS – Pergulatan batin orang-orang dalam memperjuangkan keyakinan atas kebenaran hidupnya diangkat Teater Djarum dalam lakon bertajuk “Para Petarung”. Pementasan ini menjadi bagian dari tur keliling Teater Djarum tahun 2025, sekaligus menandai produksi ke-38 sejak komunitas teater ini berdiri.

Pertunjukan “Para Petarung” digelar di empat kota, yakni Surabaya (19 Juli 2025), Bandung (23 Agustus 2025), Surakarta (26 September 2025), dan akan menutup rangkaian tur di Kudus, Sabtu (18/10/2025) pukul 20.00 WIB di Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK). Pementasan di Kudus ini kerja sama dengan Teater Tigakoma UMK.

Baca Juga: Melihat Aksi Barongan Bersih-bersih Sampah pada World Cleanup Day

-Advertisement-

Sutradara “Para Petarung”, Asa Jatmiko, menjelaskan bahwa pementasan kali ini menghadirkan warna baru dibandingkan produksi sebelumnya. Teater Djarum mencoba menampilkan teater dengan sentuhan musikal, yang menuntut eksplorasi lebih luas dari para pemain.

“Berbeda dengan karya sebelumnya, kali ini kami mencoba menggabungkan unsur musikal ke dalam teater. Ini pengalaman sekaligus tantangan baru bagi para aktor, karena mereka tidak hanya menghidupkan karakter lewat dialog, tetapi juga melalui musikalitas,” ujar Asa dalam keterangan tertulis, Kamis (9/10/2025).

Menurut Asa, proses latihan menjadi sangat penting karena para pemain dituntut menyeimbangkan peran dramatik dan musikal secara bersamaan. “Ini tidak mudah bagi Teater Djarum, oleh karena itu kami berusaha memanfaatkan waktu latihan seoptimal mungkin,” tambahnya.

Sebagai komunitas seni yang seluruh anggotanya merupakan karyawan PT Djarum, Teater Djarum rutin menggelar berbagai kegiatan kreatif setiap tahunnya, seperti pentas karya dan festival teater pelajar. Beberapa produksi sebelumnya antara lain “Petuah Tampah” dan “Nara” yang mengangkat tema kearifan lokal, serta “Liang Langit” (2024) yang menyoroti pergulatan batin seorang pembersih kaca gedung bertingkat.

“Dari waktu ke waktu, Teater Djarum terus belajar menjadi ruang ekspresi sekaligus wadah pemberdayaan dan pengembangan potensi kreatif setiap karyawannya,” ungkap Asa.

Ia menambahkan, dalam setiap naskah yang dimainkan, aktor dituntut berinteraksi dengan unsur artistik di panggung, mulai dari tata cahaya, set, hingga properti, yang semuanya berperan penting dalam membangun suasana dramatik.

“Meski aktor menjadi pusat kehidupan di panggung, keberadaannya tak bisa lepas dari unsur artistik. Dalam kondisi tertentu, gangguan teknis artistik bahkan bisa ‘membunuh’ peran aktor. Karena itu, kami berupaya menjaga kesadaran bahwa aktor adalah pusat lakon, tapi juga bagian dari keseluruhan elemen pertunjukan,” jelasnya.

Lakon “Para Petarung” disutradarai oleh Asa Jatmiko. Untuk deretan aktor, ada Heru Nugroho, Wijayanto Franciosa, Anggi Putri Hartanti, Apriliyana Dewi, Dewy Evelyn Murti, Aeliza Mariyana, Aditya Debe Seputra, Abdul Soleh, Tania Kirana, dan Kasmin.

Bagian Koor dan Koreografi diisi oleh Lulu’atul Mufida, Nabila Khurul Aini, Uptalia, Putri Lestari, Deni Anggaresta Marlistian, Abdul Ghofar, Muh. Galuh Eka Pradana, dan Anang Ma’ruf. Sementara Penata Cahaya adalah Ahmad Huzaeni dan Syarief Hidayat.

Tim artistik digarap oleh Choirul Azis, Kemal Maesal Azam, dan Rizki Ananda. Adapun tim make up dan wardrobe dikerjakan oleh Sriyatun Lala, Umi Setiyani, Alvatika Oktafiyana, dan Riska Meriani. Bagian logistik ditangani Rahmat Syaifudin, Purna Irawan, dan Isromi, sedangkan tim dokumentasi oleh Ricky Marthin Rumuat dan Vico Gazella Hutomo Putro.

Untuk urusan musik, komposer lagu digarap oleh Ninin Widhiyanto, sedangkan komposer musik dan ilustrasi dipercayakan kepada Giwang Topo, Madha Soentoro, dan Denny Dumbo. Tim asisten sutradara terdiri dari Andreas Teguh, Masrien Lintang, dan Bambang Susanto, dengan Arvian Yofi Pratama sebagai stage manager, serta Teresa Rudiyanto sebagai pimpinan produksi.

Baca Juga: Pameran Puisi Rupa Ngangsu Banyu 2025 Diserbu Pengunjung

Asa berharap, pertunjukan “Para Petarung” tidak hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga sarana mempererat hubungan antara Teater Djarum dan masyarakat teater di Kudus.

“Pertunjukan yang dapat disaksikan secara gratis ini semoga bisa mempererat silaturahmi dengan masyarakat teater Kudus dan sekitarnya. Pertemuan dan dialog hangat semacam ini penting untuk memperkaya jagat teater Indonesia agar terus tumbuh dan menginspirasi,” harap Asa.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER