BETANEWS.ID, KUDUS – Semangat melestarikan sejarah dan kearifan lokal terus tumbuh di benak pemerhati sejarah kretek, M Fadloli. Pria asal Desa Janggalan RT 2/2, Kecamatan/Kabupaten Kudus itu memiliki cita-cita besar untuk membangun sebuah museum mini yang menyimpan ribuan koleksi miliknya tentang benda peninggalan berhubungan dengan rokok dan batik.
Tak hanya sebagai pelestarian sejarah, museum mini yang dicita-citakan tersebut juga berguna sebagai ruang untuk mempelajari sejarah kretek. Hal itu penting supaya generasi muda bisa mengetahui bagaimana awal kretek dan perkembangannya.
Baca Juga: Disdikpora Kudus Gandeng Pihak Ketiga, Verifikasi TKGS Dipastikan Netral
Fadloli mengatakan, museum yang direncanakan diberi nama Rumah Fadloli ditargetkan bisa terealisasi dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Fadloli menuturkan, keinginannya bukan sekadar menyimpan benda koleksi, tetapi juga menjadikannya sebagai pusat kajian sejarah perjalanan kretek dan batik di Kudus.
“Benda-benda ini adalah peninggalan berharga. Kalau tidak dirawat, lama-lama akan rusak, dilupakan, dan sulit dikenali generasi berikutnya. Maka saya ingin menjadikannya museum yang bisa dilihat oleh anak-anak muda,” ungkapnya.
Menurutnya, museum mini itu bukan sekadar ruang pamer, tetapi juga tempat untuk menggali latar belakang dari setiap benda peninggalan. Dengan begitu, generasi muda bisa memahami bahwa industri kretek dan batik memiliki kaitan erat dengan identitas serta kebudayaan di Kabupaten Kudus.
Ia menambahkan, perjuangan mewujudkan museum ini membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan doa. Lantaran pihaknya harus menyiapkan display dan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
“Saya berjuang terus mengharap ridho Allah. Semoga apa yang saya lakukan bisa bermanfaat, tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi masyarakat Kudus,” terangnya.
Baca Juga: Koleksi Jam Keramik, Jejak Promosi Rokok Tjap Njonja Brilliant yang Langka
Setidaknya, jumlah koleksi tentang kretek yang dimiliki Fadloli lebih dari seribu koleksi. Hanya saja yang sudah dikurasi baru sekitar 500-an.
“Untuk koleksi yang saya miliki berupa etiket, jam keramik, tempat tinta kuno, alat tulis, asbak eropa tahun 1910, dan sebagainya,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada
