BETANEWS.ID, KUDUS – Di antara kokohnya tribun Stadion Wergu Wetan Kudus tampak belasan calon punggawa Persiku sedang mengikuti seleksi pemain untuk berlaga di Liga 2 musim 2025-2026. Tim direksi menyebut telah menyiapkan dana kurang lebih Rp15 miliar untuk amunisi tim berjuluk Macan Muria guna mewujudkan mimpi lolos Liga 1.
Direktur Utama PT Relasi Sport Muria Kudus (Resmi) yang menaungi Persiku, Amirul Fuad menyampaikan, dana sebesar Rp15 miliar bukan sekedar angka atau nominal. Tetapi di dalamnya tersimpan komitmen penuh dari para pecinta tim Persiku.
Baca Juga: Pimpin Seleksi Pemain, Alfiat Resmi Jadi Pelatih Persiku Musim 2025-2026
“Dana tersebut akan digunakan untuk membangun tim, dari kontrak pemain, gaji, hingga operasional tim selama satu musim ke depan,” ujar Fuad kepada Betanews.id di Stadion Wergu Wetan, belum lama ini.
Menurutnya, pengalanan musim lalu meninggalkan banyak pelajaran. Evaluasi mendalam membawa manajemen pada satu keputusan penting, yakni pembaruan total di lini pemain.
“Dari skuad musim lalu, hanya 15 persen yang dipertahankan. Selebihnya, diseleksi ulang dengan satu kriteria utama pemain berusia di bawah 28 tahun,” bebernya.
Menurut Fuad, usia ideal pemain itu di 26 tahun. Di titik tersebut mereka matang secara teknik, mental dan bisa dibilang lagi top performa.
“Kita berkaca pada Persijap Jepara yang sudah menerapkannya pada musim lalu dan berhasil. Terbukti, mereka bisa lolos Liga 1,” ungkapnya.
Fuad menyadari, perubahan itu bukan tanpa risiko. Namun, manajemen percaya regenerasi adalah jalan menuju konsistensi. Tak hanya membangun kekuatan jangka pendek, tetapi juga meletakkan fondasi masa depan yang berkelanjutan.
“Target dari para pemegang saham ingin tim ini naik kasta. Namun kita masih menunggu hasil rapat bersama. Intinya bisa tetap bertahan di Liga 2 dengan membidik posisi tiga besar agar bisa ikut play off promosi,” ungkapnya.
Terkait format liga musim ini juga menjadi tantangan tersendiri. Kompetisi akan lebih panjang dan melelahkan. Perjalanan bisa membawa Persiku ke luar Jawa, bahkan ke Papua. Tapi manajemen tak gentar. Persiapan, kata Amirul, sudah dirancang sedetail mungkin.
“Yang penting, kami siap. Baik secara teknis maupun logistik. Mental juga terus dibangun. Ini bukan sekadar perjalanan, tapi uji nyali,” tambahnya.
Baca Juga: Proses Ekskavasi Temuan Elephas di Patiayam Hampir Rampung, Seperempat Bagian Terlihat
Menariknya, Amirul menilai bahwa format liga yang baru justru lebih sehat. Tanpa sistem play-off degradasi seperti musim sebelumnya, tekanan yang membebani tim-tim papan bawah sedikit berkurang.
“Dulu rasanya kayak kiamat waktu play-off degradasi. Sekarang, semua bisa langsung lihat klasemen dan tahu posisi. Jauh lebih nyaman dan fair,” ucapnya.
Editor: Haikal Rosyada