BETANEWS.ID, KUDUS – Pabrik tahu di Kabupaten Kudus saat ini harap-harap cemas terdampak kebijakan impor Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Saat ini harga kedelai impor mulai merangkak naik.
Suripno, pengusaha tahu di Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kudus mengatakan, kenaikan harga kedelai mulai berangsur-angsur naik sejak satu bulan terakhir dengan nominal Rp100-200. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga.
Baca Juga: Bupati Kudus Beri Dukungan Tim MilkLife Shakers dan HydroPlus Strikers ke Ajang JSSL Singapore 7’s
“Kenaikan harga kedelai sepertinya (dipengaruhi) oleh dolar, karena memang suplai kedelai banyak dari luar. Kalau dolar naik, kedelai juga ikut naik. Saat ini harga kedelai memang agak naik, tapi usaha masih bisa jalan,” bebernya saat ditemui di lokasi, Senin (14/4/2025).
Saat ini, harga kedelai mencapai Rp9.600 per kilogram, naik lumayan dari harga biasanya yang di bawah Rp9.000.
“Meski bahan baku berangsur-angsur naik, tapi untuk harga jual tahu masih sama. Artinya kami masih mempertahankan harga normal dan mencoba bertahan,” ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah bisa mengatasi harga kedelai supaya stabil kembali. Sebab, dampak harga kedelai yang semakin tinggi bisa membuat pengusaha tahu dan tempe gulung tikar.
Baca Juga: Satu Wartawan dan 7 Penonton Pingsan di Konser Denny Caknan, Begini Klarifikasi Penyelenggara
“Biasanya kalau seperti dulu pernah sampai Rp11 ribu memang goncang. Kebanyakan pengusaha ada yang tidak kuat (gulung tikar), tapi Alhamdulillah di sini masih bisa berjalan. Memang rugi tapi ya disiasati sedikit demi sedikit, jadi tidak terlalu merugi banyak,” imbuhnya.
Ia menambahkan, kemungkinan harga melebihi Rp10-11 ribu, pihaknya akan menaikan harga jual tahu ke konsumen. Hal itu dilakukan, supaya usaha dan produksi bisa bertahan tidak sampai gulung tikar.
Editor: Haikal Rosyada