BETANEWS.ID, KUDUS – Parade Sewu Kupat Muria di Kabupaten Kudus bakal diajukan agar masuk rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Tradisi ngalap berkah Sunan Muria yang diselenggarakan di setiap H+7 Hari Raya Idul Fitri tersebut diklaim hanya ada di Kota Kretek.
Parade Sewu Kupat diawali dengan ritual Bupati dan Wakil Bupati Kudus ziarah ke Makam Sunan Muria. Kemudian dilanjutkan turun ke Taman Ria Colo, Kecamatan Dawe dan diikuti dengan puluhan gunungan ketupat, lepet dan berbagai hasil panen 18 desa di kecamatan paling utara Kota Kretek tersebut.
Baca Juga: Alkisah Tradisi Bulusan dan Dua Santri Mbah Dudo yang Disabda Sunan Muria Jadi Bulus
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris mengapresiasi terselanggaranya Parade Sewu Kupat Muria yang terus digelar setiap tahun. Pihaknya berencana mencatatkan Parade Sewu Kupat Muria ke Rekor MURI ditahun mendatang.
”Kami melanjutkan apa yang sudah digagas oleh Bupati Kudus terdahulu Bapak Mustofa dan para tokoh lain. Kami siapkan di tahun 2026 nanti, supaya kegiatan dan tradisi budaya ini bisa tercatat di rekor MURI,” ujar Sam’ani kepada awak media di akhir acara Parade Sewu Kupat di Taman Ria Colo, senin (7/4/2025).
Sam’ani mengungkapkan, bahwa Parade Sewu Kupat Muria adalah satu-satunya yang ada di Indonesia. Oleh karena itu perlu memang untuk diajukan ke dalam rekor MURI.
“Selain itu, juga akan kami patenkan sebagai hak kekayaan intelektual (HAKI). Dengan masuk MURI, kami yakin Parade Sewu Kupat nantinya bisa jadi tarik wisata baru, tak hanya warga lokal Kudus tetapi juga lain daerah,” bebernya.
Sementara anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Musthofa Wardoyo yang juga penggagas even sewu kupat sejak 2007 juga mengapresiasi atas kekompakkan berbagai pihak yang sudah melaksanakan even kali ini.
Menurutnya, Parade Sewu Kupat ini memiliki makna senada dengan Kabupaten Kudus yang dikenal dengan kota religius. Sehingga di momen Idulfitri ini, sewu kupat juga menjadi ajang silaturahmi berbagai elemen masyarakat dan membentuk karakter yang baik.
”Alhamdulillah secara konsisten masyarakat tetap kompak mengadakan tradisi sewu kupat ini. Kami berpesan dan menitipkan agar tradisi ini bisa terus dilaksanakan, dan sebagai bentuk mengharap berkah,” jelasnya.
Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah menyebut, akan segera menyiapkan konsep agar rencana pencatatan Parade Sewu Kupat Muria ke Rekor Muri bisa terealisasi.
“Kami akan komunikasikan dengan masyarakat, stake holder terkait bagaimana agar sewu kupat ini bisa tercatat di rekor MURI. Pertama kami buat konsepnya dulu, lalu kami koordinasikan lebih lanjut,” katanya, Senin, (7/4/2025).
Ia menjelaskan, jika keunikan Parade Sewu Kupat Muria memiliki daya tarik tersendiri. Dalam benaknya, untuk merealisasikan Parade Sewu Kupat tercatat dalam rekor muri bisa dengan berbagai opsi.
”Kami mencoba melihat, bagaimana jika selain di kirab, gunungan kupat lepet dan hasil bumi dalam Parade Sewu Kupat ini, bisa ditata rapi disepanjang jalan arah makam Sunan Muria menuju ke Taman Ria,” ungkapnya.
Baca Juga: Gebyar Kupatan Desa Kesambi 2025, Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya Leluhur
Apalagi, sambung dia, potensi pemandangan lereng Gunung Muria yang khas semakin melengkapi keindahan prosesi Parade Sewu Kupat Muria.
“Kudus punya Sunan Muria, pemandangan alam Gunung Muria, dan jalan berkelok yang tidak ditemukan di daerah lain, ketika dipadupadankan dengan Parade Sewu Kupat Muria. Ini akan menjadi sesuatu yang sangat unik,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada