BETANEWS.ID, KUDUS – Suasana meriah dan penuh khidmat menyelimuti Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus dalam puncak acara Gebyar Kupatan 2025 yang digelar Senin (7/4/2025). Tradisi yang rutin dilaksanakan tujuh hari setelah Idulfitri ini berlangsung di wisata Mbalong Sangkal Putung, dengan berbagai rangkaian kegiatan budaya, kirab gunungan.
Kepala Desa Kesambi, Mokhamad Masri menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud syukur serta upaya melestarikan budaya warisan leluhur, khususnya tradisi pesta kupatan praon yang sudah mengakar kuat di masyarakat.
Baca Juga: Penjualan Janur di Kudus Jelang Lebaran Ketupat Menurun
“Tujuannya untuk nguri-nguri budaya yang ada di Desa Kesambi, sekaligus mengangkat UMKM lokal. Intinya untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat desa,” bebernya di lokasi.
Acara kirab budaya dimulai pukul 07.30 dari kantor Balai Desa Kesambi. Rombongan kirab membawa 12 gunungan berisi ketupat dan hasil bumi, berkeliling kampung serta melakukan ziarah ke lima makam leluhur desa. Kirab ini, menurut Masri, menjadi momen sakral untuk mengenang dan mendoakan para pendahulu.
“Anak cucu kita harus tahu, bahwa Desa Kesambi punya sejarah dan leluhur yang harus dihormati. Ziarah ini bagian dari napak tilas sejarah desa,” jelasnya.
Menurutnya, seluruh gunungan finish di lokasi wisata Mbalong Sangkal Putung untuk kemudian dibagikan kepada warga. Gunungan terdiri dari 11 RW dan satu dari Pemdes Kesambi.
“Makna dari gunungan ini adalah simbol budaya yang harus dilestarikan. Isinya ketupat dan hasil bumi, agar semua warga bisa merasakan berkah dan kemakmuran,” katanya.
Acara Gebyar Kupatan tahun ini juga dimeriahkan dengan berbagai wahana permainan seperti perahu, bebek air, mobil jeep mini, hingga kereta mini (odong-odong).
Baca Juga: Polres Kudus Berangkatkan 100 Perantau Balik ke Jakarta Secara Gratis
Masri mengapresiasi antusiasme warga dan dukungan panitia yang luar biasa dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia berharap tradisi ini terus berlangsung dan menjadi ikon budaya Desa Kesambi.
“InsyaAllah tahun depan lebih meriah lagi. Ini bukan hanya hiburan, tapi juga bentuk rasa syukur dan wujud gotong royong masyarakat,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada