31 C
Kudus
Kamis, April 24, 2025

Melihat Tradisi Sedekah Laut di Kampung Nelayan Desa Bendar Pati

BETANEWS.ID, PATI – Bulan Syawal, dalam penanggalan Jawa menjadi momen bagi nelayan di pesisir utara Jawa untuk menggelar tradisi sedekah laut. Tak terkecuali di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Pati yang dikenal dengan Kampung Nelayan.

Tradisi yang sudah digelar secara turun temurun ini, merupakan salah satu bentuk syukur yang dilakukan oleh nelayan. Dalam tradisi ini ada rangkaian sakral yang dilakukan nelayan, yakni melarung kepala kerbau hingga jajan pasar ke tengah laut.

Baca Juga: Disambut Antusias Warga, Kirab Hari Jadi Kabupaten Jepara ke-476 Berlangsung Sederhana 

-Advertisement-

Prosesi sedekah laut ini dimulai dari balai desa setempat, untuk mengirab kepala kerbau dan sesaji yang akan dilarung ke laut.

Prosesi kirab dimulai dengan warga membawa sesaji kepala kerbau hingga jajan pasar yang ditaruh di atas miniatur kapal dari janur. Setelah itu, kemudian berjalan dari balai desa menuju dermaga Desa Bendar. 

Di sela iringan-iringan ini ada kirab warga desa yang menampilkan drum band hingga sound horeg. Suasana begitu meriah di kampung nelayan Desa Bendar. 

Sesampai di dermaga, sejumlah tokoh masyarakat naik ke atas perahu. Begitu pula dengan seaji yang juga dinaikkan ke perahu. Mereka kemudian menempuh perjalanan dari Sungai Silugonggo menuju ke tengah laut lepas. Perjalanan sekitar 30 menit lebih. 

Sampai di lautan, tokoh masyarakat dan tokoh agama membacakan doa terlebih dahulu di atas perahu. Setelah itu baru sesaji itu dilarung ke tengah laut. 

Ketua Panitia Sedekah Laut Desa Bendar, Heri Budianto mengatakan, sedekah laut ini merupakan tradisi rutin yang digelar setiap tahun. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki berupa hasil tangkapan ikan dari para nelayan. 

“Sedekah laut ini merupakan tradisi yang rutin digelar setiap tahun sebagai wujud syukur. Ini, juga menjadi ritual tolak balak, agar para nelayan mendapatkan keselamatan saat melaut untuk mencari nafkah, ” ujar Heri, Minggu (13/4/2025).

Adapun sesaji yang dilarung berisi kepala kerbau, pisang, jajan pasar, dan bubur 7 macam. Sesaji itu lalu dilarung ke laut.

“Tujuannya adalah bersedekah. Sehingga nelayan diberikan kelancaran rezeki dan kesehatan, ” imbuhnya.

Selain itu, dirinya menyampaikan, bahwa sedekah laut dan larung sesaji ini merupakan  sebuah tradisi kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Sebab, menurutnya sedekah laut tersebut, merupakan ajang budaya silahturahmi dan doa dari seluruh komponen masyarakat di Desa Bendar. 

“Dengan silahturahmi, kita diperpanjang umurnya dan diperbanyak rezekinya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dalam sedekah laut ini, ada beragam rangkaian acara hiburan dalam rangka memeriahkan kegiatan tersebut. Di antaranya, wayang kulit, ketoprak, hingga selawatan dan pengajian. 

Baca Juga: Sudah Ada Sejak Era 70-an, Festival Perahu Naga di Kedungpancing Dulunya Berawal dari Peh Cun

Sementara itu, Kepala Desa Bendar, Sutopo menjelaskan, tradisi ini merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Dia berharap tahun yang akan datang lebih maju dan lebih sukses

“Tradisi ini merupakan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Harapannya, warga tahun yang akan datang lebih maju, lebih sukses, dan  para usaha nelayan diberikan rezeki yang banyak dan tidak ada masalah apapun, baik di darat maupun di laut. Harapannya semoga selalu sukses,” pungkasnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER