BETANEWS.ID, PATI – Masyarakat di Desa Kedungpancing, Kecamatan Juwana, Pati, rutin mengadakan tradisi sedekah laut usai sepekan Lebaran Idulfitri.
Salah satu rangkaian untuk memeriahkan tradisi sedekah laut yang rutin digelar masyarakat pesisir Juwana ini adalah lomba dayung perahu. Lomba ini, disebut-sebut sudah dilakukan masyarakat di era 70-an.
Baca Juga: Parade Sewu Kupat Muria Bakal Dicatatkan ke Rekor MURI
“Dulunya dayung tradisonal sebelum perahu naga ini. sejak tahun 70 an ini sudah ada. Dulunya namanya Festival Peh Cinta, ” ujar Didik Narwadi, Kepala Desa Kedungpancing, Selasa (8/4/2025).
Peh Cun katanya, bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap seorang tokoh yang jujur dan setia kalangan Tionghoa, serta upaya untuk menjaga tradisi dan kebudayaan Tionghoa
Peh Cun ini, dimaksudkan untuk mengenang Qu Yuan dengan berbagai tradisi. Seperti lomba perahu naga dan ritual membuang kue atau sesaji ke laut.
Seperti diketahui, sebanyak 10 tim perahu dayung ambil bagian dalam Festival Perahu Naga yang digelar di Sungai Silugonggo, tepatnya di Desa Kedungpancing, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, pada Selasa (8/4/2025). Acara ini menjadi salah satu rangkaian untuk memeriahkan tradisi sedekah laut yang rutin digelar masyarakat pesisir Juwana.
Festival berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari warga yang memadati bantaran sungai sejak pagi hari. Suara sorak-sorai penonton dan deru semangat peserta mewarnai suasana sepanjang perlombaan.
Para peserta festival, yang terdiri dari tim-tim perwakilan desa di sepanjang Sungai Silugonggo, mengadu kecepatan mendayung sejauh 200 meter. Perlombaan ini tidak hanya menguji kekompakan dan kekuatan, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga.
“Festival perahu naga ini dalam rangka sedekah laut Kedungpancing. Kali ini dilakukan secara sederhana, karena finansial dan aliran sungai masih kenceng, ” ujar Didik.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya belum berani untuk mengadakan kegiatan dalam skala yang lebih besar. Meski begitu, hal tersebut menurutnya tak mengurangi antusiasme warga.
Ia menyebutkan, untuk satu perahu yang digunakan untuk lomba terdapat 8 personel. Yakni, 6 pendayung, kemudian 1 juru mudi dan 1 drummer yang merupakan perempuan.
Didik menyebut, bahwa dipilihnya lomba perahu naga ini, karena saat ini perahu naga juga menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan dalam skala regional, nasional maupun internasional.
“Kemarin kita juga bertanding di Rembang dan mendapatkan juara 2 dan juara 3. Jadi, ini juga untuk mencari bibit-bibit atlet dayung di Kabupaten Pati, terutama di Kecamatan Juwana, ” ungkapnya.
Baca Juga: Festival Perahu Naga Meriahkan Sedekah Laut di Pati
Ia pun menyebut, bahwa Desa Kedungpancing juga menjadi basecampnya Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Pati. Sehingga, di tempat terdapat banyak perahu.
Begitu pun dengan atlet dayung, Desa Kedungpancing memiliki aset yang banyak. Mereka telah dikirim untuk mengikuti kejuaraan di berbagai tingkatan. Di antaranya, POPDA, Porprov, PON hingga Sea Games.
Editor: Haikal Rosyada