31 C
Kudus
Rabu, Mei 21, 2025

Ditemukan Ulat di MBG Kudus, Nasi Mentah dan Tempe Bau Kecut

BETANEWS.ID, KUDUS – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi pemenuhan gizi bagi pelajar justru menuai sorotan tajam. Di SMA 1 Kudus, ditemukan sejumlah makanan yang tidak layak konsumsi sejak hari pertama distribusi pada 14 April 2025.

Wakil Kepala Sekolah SMA 1 Kudus, Sulistyani, mengungkapkan bahwa sejak awal sudah muncul beberapa masalah dalam distribusi menu makan bergizi gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Setidaknya ada beberapa catatan dibhari pertama yang dilaporkan ke pihak dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jepang Pakis.

Baca Juga: Kinerja KONI Kudus Jadi Sorotan Komisi D DPRD, Ketua: ‘Perlu Dievaluasi’

-Advertisement-

“Di hari pertama, saya dilaporin siswa tumis sayur kacang terdapat ulatnya. Lalu nasinya ngletis (belum matang sempurna), distribusi terlambat dan jumlahnya kurang dari yang diusulkan,” bebernya saat ditemui di SMA 1 Kudus, Selasa (22/4/2025).

Selain itu, ukuran pisang juga menjadi sorotan. Menurutnya ukuran pisang yang terdapat di menu MBG yang didistribusikan ke sana tidak merata alias ada yang besar ada pula yang kecil.

Di hari berikutnya pun tak lepas dari kendala. Terdapat buah pepaya mengeluarkan aroma tak sedap yang disajikan jadi satu di menu MBG, meski rasanya masih bisa diterima.

“Karena mungkin pepaya itu kan dijadikan satu dengan menu, sedangkan menunya itu dalam kondisi panas dan langsung ditutup, jadinya enggap. Sehingga bau pepayanya ini menjadi tak sedap,” ungkapnya.

Selanjutnya, kata Sulis, hari kelima pelaksana MBG di sekolah tersebut, ditemukan 50 kotak lebih menu MBG dalam keadaan utuh tak dimakan oleh siswa. Lantaran penasaran, Sulis kemudian cek menu yang masih utuh tersebut.

“Karena penasaran, terus coba tak cicipi, tempe orek asin wayu (kondisi tidak fresh). komentar anak saat saya tanya juga bilang ‘tempenya pahit bu’. Kemudian lauknya ayam kecap tapi ada kuahnya, saya cium aromanya gak enak,” ujarnya.

Ia menambahkan, penerima manfaat SMA 1 Kudus ada 823 siswa, meliputi 23 kelas dari kelas X sebanyak 11 kelas dan kelas XI sebanyak 12 kelas.

“Total siswa yang mendapat 823, soalnya saya usulin kelas X dan XI. Kelas XII sudah selesai tinggal persiapan TBK, jadinya gak tak usulin,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala SPPG Jepang Pakis Kabupaten Kudus, Febria Suryaningrum menyampaikan, bahwa adanya keluhan terkait ulat di sayur tumis kacang, laporannya tak terdokumentasikan. Sehingga pihaknya tidak langsung percaya 100 persen, dengan keluhan yang disampaikan kepadanya.

Baca Juga: Bakal Jatuh Tempo, Rosiyani Akan Gunakan Uang BLT Cukai untuk Bayar Pajak Motor

Mengingat sekolah lainnya, tidak ada temuan seperti yang sampaikan. Sebab, dia sudah tanya kepada guru-guru di sejumlah sekolah yang menjadi sasaran MBG SPPG Jepang Pakis masih aman-aman saja.

“Sebenarnya keluhan ulat di sayur kacang yang disampaikan tidak ada dokumentasi ke saya, sebagai bukti. Kedepannya saya sudah sampaikan, jika ada seperti itu mohon didokumentasikan biar saya ambil kotaknya ke sekolah,” terangnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (23/4/2025).

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER