BETANEWS.ID, JEPARA – Untuk merealisasikan rencana pembangunan pelabuhan di Jepara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mulai melirik sejumlah investor. Bupati Jepara, Witiarso Utomo mengatakan sebelumnya ia sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait rencana tersebut.
Respon dari pemerintah pusat menurutnya cukup positif. Selain ke pemerintah pusat, ia juga sempat menawarkan investasi pelabuhan di Jepara kepada Duta Besar Spanyol untuk Indonesia. Tawaran itu ia sampaikan sebab Spanyol memiliki pelabuhan yang menjadi pelabuhan tersibuk kedua di laut Mediterania.
Baca Juga: Dapat Kucuran Dana Rp3-5 Miliar, Jepara Siap Bentuk Koperasi Merah Putih
Pihaknya juga sempat melakukan penjajakan dengan investor dari Tiongkok. Pada Senin, (17/3/2025) kemarin, pihaknya juga secara resmi mengajukan surat kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk melakukan audiensi terkait operasionalisasi pelabuhan di Jepara.
Saat ini pihaknya masih menunggu respon dari PT Pelindo. Jika respon tersebut positif, maka hal tersebut menjadi peluang besar untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan di Jepara.
“Jika Pelindo menyatakan kesediaannya untuk mengoperasikan pelabuhan barang skala internasional di Jepara, ini akan menjadi peluang besar bagi kita untuk merealisasikan proyek tersebut,” katanya pada Selasa, (18/3/2025).
Ia mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun pelabuhan yaitu sekitar Rp71 triliun. Selain mengandalkan anggaran dari investor, ia mengaku juga akan menjajaki opsi pinjaman dalam negeri melalui Kementerian Keuangan.
“Skemanya nanti kita pilih yang terbaik. Investor menyampaikan mereka siap menanggung 80 persen biaya pembangunan,” ujarnya.
Terkait lahan, ia mengatakan proyek tersebut rencananya akan dibangun menggunakan lahan milik Perhutani dan PTPN IX. Dengan luas 700 hektar dan 200.
Dalam pertemuannya dengan PTPN IX, ia mengaku pihak PTPN IX menyatakan kesediaannya untuk mengalihkan lahan tersebut menjadi kawasan industri guna mendukung operasional pelabuhan.
Baca Juga: Pemkab Jepara Sediakan Rp60 M untuk THR ASN
Hal tersebut dengan didasarkan pada pertimbangan ekonomi, di mana keuntungan dari kawasan industri lebih besar dibandingkan dengan perkebunan karet.
“Dengan skema ini, PTPN IX diproyeksikan dapat memperoleh pendapatan sebesar 7 persen selama 30 tahun ke depan,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada