BETANEWS.ID, JEPARA – Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara, pada tahun 2025 terdapat 250 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) yang mengalami kerusakan.
Namun, meski terdapat ratusan sekolah yang rusak, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara pada tahun ini baru menganggarkan Rp1,84 miliar untuk rehabilitasi SD.
Baca Juga: Anggaran Aspirasi DPRD Jepara Akan Dipangkas Rp57 M untuk Perbaikan Jalan
Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar pada Disdikpora Kabupaten Jepara, Edy Utoyo mengungkapkan anggaran tersebut baru cukup untuk memperbaiki 14 ruang kelas di 14 SD Negeri (SDN).
Rencana rehabilitasi sekolah yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 tersebut menurutnya memang belum bisa mengcover seluruh rehabilitasi sekolah yang rusak. Sehingga, rehabilitasi ini diprioritaskan untuk sekolah-sekolah yang mengalami rusak berat.
”Rehabilitasi ini kita sesuaikan dengan anggaran, akan diprioritaskan untuk ruang kelas sekolah yang rusak parah, seperti kerusakan atap atau lainnya,” ungkapnya pada Selasa, (4/3/2025).
Ia merinci anggaran tersebut berasal dari pokok pikiran DPRD sebesar Rp 290 juta, dan hasil pembahasan pada Badan Anggaran (Banggar) sebesar Rp 1,55 miliar. Sehingga total anggarannya mencapai Rp 1,84 miliar.
Ia menyebut saat ini terdapat beberapa sekolah yang ruang kelasnya mengalami rusak berat yaitu SDN 3 Sumanding dan SDN 2 Tunggul mengalami atap roboh, SDN 4 Damarjati mengalami pondasi turun, dinding pecah, dan adanya elevasi tanah. Kemudian SDN 4 Muryolobo mengalami atap bergelombang, dindin pecah, dan keramik rusak.
Selanjutnya SDN 4 Mayong Lor mengalami darurat banjir, SDN 2 Karimunjawa mengalami atap bergelombang, dan SDN 3 Krapyak yang atapnya sudah bergelombang, kusen pintu rusak, dan lantai rusak.
Adapun sekolah yang menjadi sasaran rehabilitasi tahun ini yaitu SDN 1 Kedungleper, SDN 2 Bategede, SDN 2 Karimunjawa, SDN 2 Tunggul, SDN 3 Krapyak, SDN 2 Ngetuk, SDN 3 Jugo, SDN 5 Panggang, SDN 3 Sumanding, SDN 4 Damarjati, SDN 4 Mayonglor, SDN 4 Muryolobo, SDN 1 Gemiringkidul, dan SDN 1 Menganti.
”Kemudian ada juga pemeliharaan rutin untuk 536 SD Negeri,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Jepara, Nur Hidayat mengaku prihatin dengan banyaknya sekolah yang mengalami kerusakan. Dari kunjungan Komisi C ke sekolah yang ada di pusat kota, kondisinya juga banyak yang memprihatinkan.
”Ada juga sekolah di kota yang ternyata di mana-mana ember karena bocor. Ini sangat memperhatikan,” ungkapnya.
Baca Juga: Wiwit Tambah Target Perbaikan Jalan Rusak Jadi 200 KM di 100 Hari Kerja
Menurutnya, sekolah rusak terjadi hampir merata di banyak sekolah negeri. Hal ini terjadi akibat tidak adanya pemakaian dan perawatan sekolah selama terjadi Covid-19. Sejak saat itu sekolah libur dan tidak ada pemeliharaan. Usai Covid-19 berakhir dan sekolah sudah aktif lagi, kondisinya banyak yang memprihatinkan.
”Kami tetap berupaya agar rehabilitasi sekolah ini diprioritaskan karena terkait juga dengan keamanan siswa maupun guru,” katanya.
Editor: Haikal Rosyada