BETANEWS.ID, KUDUS – Peluang besar terbuka bagi peternak unggas di Kudus dengan banyaknya permintaan itik Manila (entog). Saat ini, kebutuhan pasar masih jauh lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan entog.
Menurut data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus, populasi entog di Kabupaten Kudus mencapai sekitar 33.000 ekor. Sedangkan untuk kebutuhan per hari di warung makan 2.000 ekor.
Artinya, jumlah populasi entog di kudus hanya mampu memenuhi kurang dari 20 persen kebutuhan pasar di Kudus.
āSaat ini ada sekitar 150-200 warung yang menjual menu entog di Kudus. Setiap warung rata-rata membutuhkan minimal 5 kg itik manila per hari. Namun, karena produksi lokal masih terbatas, mereka masih mengambil suplai dari luar daerah, terutama dari Pati,ā beber Arin Nikmah, Kabid Peternakan Dispertan Kudus, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/2/2025).
Dari sisi ekonomi, kata Arin, beternak entog cukup menjanjikan. Harga per ekor berkisar Rp180-200 ribu dengan bobot 2,5-3 kg. Sementara saat hari besar keagamaan nasional (HBKN), harga bisa melambung hingga Rp300 ribu per ekornya.
“Permintaan pasar sangat besar, eman-eman kalau tidak dimanfaatkan,” ujarnya.
Melihat potensi besar pasar entog di Kudus, DPRD Provinsi Jateng bakal memberikan bantuan kepada peternak agar bisa menjadi stimulus
āTahun ini ada bantuan sebesar Rp50 juta untuk satu kelompok peternak. Dana ini mencakup 1.000 ekor bibit, pakan, dan perbaikan kandang. Harapannya, ini bisa menjadi stimulus bagi pengembangan usaha peternakan,ā ungkapnya.
Selain itu, Arin mendorong pemerintah desa (pemdes) untuk memanfaatkan kewenangannya dalam mendukung peternakan entog.Ā
āSesuai ketentuan, Pemdes bisa mengalokasikan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan. Jika ini dimanfaatkan untuk peternakan, maka produksi lokal bisa meningkat dan Kudus tidak perlu lagi bergantung pada pasokan dari luar daerah,ā imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada