31 C
Kudus
Jumat, Februari 14, 2025

Kue Putu Jualan Wakino di Kedungdowo Kudus Ini Harganya Cuma Rp1000

BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi perempatan jalan Jetak Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, seorang pria berbaju hijau tampak cekatan melayani pelanggan, sore itu. Ia adalah Wakino (47), penjual kue putu bumbung, jajanan tradisional yang masih bertahan hingga kini.

Di sela-sela menunggu pembeli, pria asal Wonogiri itu bersedia mengisahkan perjalanan panjangnya berjualan kue tradisional itu. Sebelumnya, ia merantau ke berbagai daerah di Jawa Tengah, termasuk Solo dan Jepara, untuk berjualan bakso keliling bersama kakaknya.

Kue Putu Jadul yang dijual di Desa Kedungdowo, Kaliwungu, Kudus. Foto: Fiska Aditia

Setelah 10 tahun, ia akhirnya memutuskan mencoba keberuntungan di Kudus. Kini Wakino bersama keluarganya sudah sekitar 20 tahun menetap di Kudus.

-Advertisement-

Baca juga: Kena PHK, Saidatun Malah Sukses Bisnis Entho-Entho Khas Kudus

ā€œAwalnya mengikuti kakak, di Wonogiri jualan bakso selama lima tahun, lalu ke Jepara juga jualan bakso selama lima tahun. Setelah berkeluarga, saya pindah ke Kudus,ā€ kenangnya.

Kue putu bumbung Wakino dibuat secara tradisional menggunakan bahan-bahan berkualitas seperti beras, gula aren asli, kelapa, dan sedikit garam. Dalam sehari, ia bisa memproduksi sekitar 3 hingga 4,5 kilogram adonan.

Proses pembuatan kue ini cukup sederhana. Beras dicuci dan direndam semalaman, lalu dihaluskan dan dikukus hingga matang sebelum disaring. Gula aren dipotong kecil-kecil dan dimasukkan di tengah adonan beras sebelum dikukus dalam cetakan bambu.

ā€œKami selalu menjaga kualitas, menggunakan gula aren asli tanpa campuran. Meski begitu, harganya tetap terjangkau, hanya Rp1.000 per potong atau Rp10.000 per porsi,ā€ jelas Wakino.

Baca juga: Dari Jual Pukis Remaja di Kudus Ini Raup Ratusan Ribu Sehari

Wakino membuka lapaknya setiap hari mulai pukul 16.00 hingga 21.30 WIB. Meski sederhana, usahanya mampu menghasilkan omzet sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000 per hari, terutama pada akhir pekan, saat pembeli meningkat.

ā€œDari Kamis sampai Minggu, biasanya pembeli lebih ramai. Lokasi di sini cukup strategis untuk usaha,ā€ bebernya.

Wakino berharap cita rasa khas kue putu bumbungnya terus diminati masyarakat dan dapat bertahan hingga generasi mendatang.

ā€œSemoga kue tradisional ini tetap ada dan bisa dinikmati semua orang, termasuk anak-anak muda,ā€ tambahnya.

Penulis: Fiska Aditia, Mahasiswa Magang PBSI UMK

Editor: Ahmad Rosyidi

Redaksi
Redaksi
Beta adalah media online yang lahir di era digital. Berita yang disajikan unik, menarik dan inspiratif. Serta dikmas dalam bentuk tilisan, foto dan video.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
153,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER