BETANEWS.ID, PATI – CEO Persipa Pati, Joni Kurnianto, sangat menyayangkan adanya aksi anarkisme suporter yang tak terima dengan kekalahan Persipa atas Persipura di Stadion Joyokusumo, Kamis (13/2/2025) sore. Apalagi, buntut aksi tidak terpuji itu membuat sejumlah fasilitas stadion rusak.
Joni menyebut bisa memahami kekecewaan para suporter Persipa tersebut. Namun, kekecewaan seharusnya bisa dilampiaskan dengan sikap yang lebih bijak. Situasi tersebut membuat dirinya merasa ditinggalkan oleh Patifosi.
Bahkan, Joni menegaskan siap mundur sebagai CEO Persipa Pati apabila pengorbanannya dianggap tidak sesuai oleh para suporter. Sikap suporter itu sangat menyakiti dirinya.
Baca juga: CEO Persipa Sayangkan Aksi Anarkis Suporter yang Rusak Fasilitas Stadion
“Saya lihat ada yang merusak, berarti tidak cinta dengan Persipa. Tidak cinta dengan saya. Jika suporter dan masyarakat Kabupaten Pati menghendaki saya mundur sebagai CEO, saya siap mundur. Kalau pengorbanan saya atau yang saya lakukan tidak benar, saya siap mundur,” ujar Joni.
“Kalau marah, saya saja yang dipukul, jangan merusak stadion, ” imbuhnya.
Joni menilai, Persipa tidak perlu bermimpi untuk membangun dan membuat stadion lebih nyaman kalau perbuatan merusak masih terjadi. Semua percuma kalau tidak dibarengi kedewasaan dalam mendukung Persipa Pati.
Joni menyampaikan, dirinya menjadi CEO Persipa Pati usai mendapatkan permintaan dari Patifosi pada 2021 lalu.
Baca juga: Kalah dari Persipura, Suporter Persipa Ngamuk Rusak Fasilitas Stadion
”Tahun 2021 saya diminta suporter untuk memegang Persipa Pati dalam menghadapi Liga 2. Tentu saja waktu itu klub berpindah dari amatir menjadi profesional. Otomatis pembiayaan ditanggung oleh PT, ya, saya pribadi,” ungkapnya.
Joni rela menanggung sebagian besar pembiayaan Persipa dalam mengarungi Liga 2 selama bertahun-tahun yang nominalnya tak sedikit. Pihaknya, berkeliling mencari sponsor hingga rela merogoh uang pribadi ratusan juta rupiah tiap bulannya.
Baca juga: Petaka di Menit Akhir, Tiga Poin Persipa Hilang di Kandang Persipura
”Memang ada sponsor, tapi sedikit. Sejak 2021 yang membiayai, ya, saya pribadi untuk mengarungi liga 2. Ada sponsor dan subsidi dari LIB. Per bulan Rp250 juta selama 6 bulan. Tapi, biaya minimal untuk oprasional saja Rp700 juta. Itu belum untuk biaya sehari-hari dan biaya dadakan untuk pemain sakit dan lainnya,” ungkapnya.
Ia pun menjelaskan, bahwa biaya oprasional Persipa Pati setidaknya mencapai Rp800 juta per bulan. Meskipun harus merogoh kocek pribadi, Joni mengaku ikhlas selama ini.
”Bisa lebih Rp800 juta. Itu tanggungj awab saya sebagai CEO Persipa. Kemarin di LIB Januari 2025 baru cair kemarin sore. Jadi Februari belum. Jadi kita cari uang sendiri,” sebutnya.
Editor: Ahmad Muhlisin