BETANEWS.ID, KUDUS – PT Djarum akan memperbanyak bantuan mesin insinerator ke beberapa desa di Kudus pada 2025. Hal tersebut untuk membantu program pemerintah daerah, agar sampah selesai di tingkat desa.
Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Purwono Nugroho, menyampaikan, hingga 2026 PT Djarum menargetkan ada 8 desa yang akan diberikan bantuan mesin insinerator. Di tahun lalu sudah ada satu desa yang diberikan bantuan yakni Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu.
“Desa Kedungdowo itu sebagai pilot project PT Djarum untuk pengelolaan sampah di tingkat desa. Dan di tahun lalu masih perlu penyempurnaan, termasuk polusinya. Sekarang sudah aman,” ujar pria yang akrab disapa Ipung itu di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus, belum lama ini.
Baca juga: Desa Sidorekso Kudus Berhasil Sulap Sampah Jadi BBM Setara Pertamax Turbo dan Pertamina Dex
Ipung menyampaikan, mesin insinerator bantuan dari PT Djarum di Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu mampu mereduksi 13 ton sampah per harinya. Mesin tersebut tak hanya mampu mereduksi sampah satu desa saja, tetapi juga sampah di desa lainnya.
“Oleh karena itu, harapannya, desa yang mendapatkan bantuan mesin insinerator dari PT Djarum harus juga berkomitmen bersedia menerima sampah dari desa sekitar,” katanya.
Ipung mengungkapkan, hingga 2026 berarti akan ada tambahan 7 mesin insinerator dari PT Djarum. Tiga unit akan diberikan pada 2025 dan empat unit lainnya akan diberikan pada 2026.
“Di 2025 ini bantuan tiga mesin insinerator akan difokuskan pada desa-desa yang berada di bantaran Sungai Gelis. Hal tersebut bertujuan mengurangi sampah yang dibuang ke sungai. Sebab, sampah yang dibuang ke sungai bisa menyumbat aliran air dan bisa mengakibatkan banjir,” jelasnya.
Ipung pun merinci, tiga desa di bantaran Sungai Gelis yang dapat bantuan adalah Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Desa Menawan dan Desa Besito, Kecamatan Gebog.
Baca juga: Masan Ungkap PT Djarum Akan Bantu Tangani Sampah di Tingkat Desa
“Terkait syaratnya, yang penting desa tersebut berkomitmen dan bersedia menerima sampah dari desa sekitar,” bebernya.
Ipung menuturkan, bahwa mesin insinerator tetap harus ada pemilahan. Sampah-sampah yang dipilah adalah yang punya nilai jual dan sampah organik.
“Jadi sampah yang tak bisa dipilah lagi, dibakar dengan mesin insinerator. Sementara sampah organiknya diharapkan nanti bisa diolah oleh PT Djarum menjadi pupuk,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin