BETANEWS.ID, KUDUS – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kudus Tahun 2025 sebesar Rp27,7 miliar.
Berdasarkan data yang dihimpun Betanews.id, total alokasi dana tersebut, Rp22,4 miliar atau 80 persennya digunakan untuk belanja operasional dan belanja modal sebesar Rp5,2 miliar.
Rinciannya, belanja operasional meliputi belanja pegawai ASN sebesar Rp6,1 miliar, belanja barang dan jasa Rp15,8 miliar, dan belanja hibah Rp390 juta. Sedangkan untuk belanja modal, meliputi belanja modal peralatan dan mesin Rp905 juta, belanja modal gedung dan bangunan Rp4,3 miliar.
Baca juga: Objek Wisata Kudus Dikunjungi 4,3 Juta Orang Selama 2024
Tak hanya itu, Disbudpar juga mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) nonfisik sekitar Rp2,5 miliar dari Kementerian Kebudayaan untuk dua museum, yaitu Museum Kretek Rp1,3 miliar dan Museum Situs Purbakala Patiayam Rp1,2 miliar.
Sementara di 2025, Disbudpar Kudus ditarget untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp4,2 miliar. Target tersebut naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp4 miliar.
Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah, akan melakukan gebrakan di tahun ini untuk menarik minat wisatawan luar ke Kota Kretek. Salahs atunya akan membuat berbagai event.
“Kita akan membuat event-event yang bisa lebih bisa menghadirkan wisatawan, termasuk membuat kegiatan tingkat nasional. Jadi nanti ada pameran di keduanya (Museum Kretek dan Museum Situs Purbakala Patiayam),” katanya, belum lama ini.
Baca juga: PAD Pariwisata Kudus 2024 Tak Penuhi Target
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, lanjutnya, tetap berkomitmen untuk menampilkan kegiatan kebudayaan. Terlebih seperti seni barongan yang setiap tahunnya sudah diselenggarakan dan menjadi daya tarik masyarakat, khususnya warga Kudus.
“Ini memang kita eksplor juga supaya bisa melatih generasi muda untuk mencintai budayanya sendiri melalui kegiatan. Ini sudah mulai kita sentuh untuk anak TK, SD, SMP, tetap kita selenggarakan agar terlibat dalam pengembangan atau pelestarian budaya,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin