BETANEWS.ID, KUDUS – Limpasan air Spillway dari Sungai Wulan menyebabkan banjir di Desa Setrokalangan, Pasuruhan Lor, dan Banget di Kecamatan Kaliwungu. Musibah tersebut menggenangi ratusan rumah dengan ratusan warga terdampak.
Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan BPBD Kabupaten Kudus, Ahmad Munaji, mengungkapkan, Desa Setrokalangan menjadi wilayah yang terdampak paling parah dengan ketinggian air mencapai 20-60 sentimeter.
“Warga yang terdampak sekitar 400 kepala keluarga (KK) atau 800-1.200 jiwa di Desa Setrokalangan. Di Goleng ada 270 KK, sementara data di Banget masih kami himpun. Mudah-mudahan banjir ini tidak separah banjir besar seperti tahun lalu,” bebernya, Kamis (23/1/2025).
Baca juga: Banjir Rendam Setrokalangan Kudus, Akses Jalan Lumpuh
Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Kudus telah menempatkan satu unit perahu di Desa Setrokalangan untuk mobilitas warga. Sejauh ini, warga masih dapat berjalan kaki karena genangan air masih relatif landai, tapi kendaraan tak bisa lewat.
“Akses jalan di Karangturi seperti biasanya tidak bisa dilalui motor. Hanya bisa menggunakan perahu atau berjalan kaki,” ungkapnya.
Banjir mulai terjadi sejak Rabu (22/1/2025) pukul 18.00 WIB akibat limpasan Sungai Wulan di Spillway Goleng. Ketinggian debit air yang terus meningkat menyebabkan air meluap ke permukiman warga.
Munaji berharap tidak ada hujan tambahan, baik dari wilayah hulu maupun hilir. Mengingat, elevasi air di Sungai Wulan hingga kini masih tinggi.
“Mudah-mudahan tidak ada hujan lagi agar banjir tidak meluas,” imbuhnya.
Baca juga: Kabar Baik, Debit Air Bendung Klambu Turun, Kini 866 M³/Detik
Salah satu warga, Dewi Ita Purnamasari, menyampaikan, banjir di Dukuh Goleng terjadi sejak Kamis (23/1/2024) pukul 3.00 WIB. Menurutnya, saat berangkat bekerja pagi tadi banjir sudah menggenangi akses jalan dengan ketinggian separuh ban atau sekitar 20 sentimeter.
Genangan air semakin bertambah dan kini banjir menggenangi akses jalan menjadi 50 sentimeter, sehingga kendaraan tak bisa lewat. Hal itu memaksa dia berjalan kaki melewati tanggul dan kendaraannya diparkir di sebelah jembatan.
“Ini dari pabrik mau pulang ke rumah, mau beres-beres barang. Karena memang kondisinya banjir dan rumah tergenang sampai selutut orang dewasa,” bebernya.
Editor: Ahmad Muhlisin