BETANEWS.ID, JEPARA – Penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Jepara terus meluas. Terbaru sebanyak tujuh kecamatan dinyatakan sebagai zona merah penyebaran PMK.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara, Mudhofir menyebutkan hingga Rabu,(22/1/2025) terdapat 79 ternak yang terjangkit PMK.
Baca Juga: Tradisi Bersih-Bersih Kelenteng Jelang Imlek di Jepara
“Rinciannya, dua ternak mati, lima potong paksa dan sepuluh sembuh. Hingga per hari ini kasus aktif masih ada 62 (sapi),” katanya pada Rabu, (22/1/2025).
Virus PMK, menurutnya kini menyebar di tujuh kecamatan. Rinciannya, 6 ekor di Kecamatan Donorojo, 9 ekor di Keling, 36 ekor di Kembang, 2 ekor di Bangsri, 1 ekor di Pecangaan, 3 ekor di Welahan dan 5 ekor di Kecamatan Nalumsari.
Untuk mencegah semakin meluasnya PMK, upaya yang ia lakukan yaitu dengan memperketat distribusi ternak,terutama di pasar-pasar hewan.
Ia menyontohkan, beberapa hari lalu saat di Pasar Wage Kecamatan Mayong, petugas memaksa pulang pedagang dan sapinya yang berasal dari kudus. Alasannya, ternak yang dijual teridentifikasi oleh petugas saat penyisiran, positif PMK.
“Kami melakukan penyisiran. Dapat pedagang dari Kudus, langsung kita suruh pulang,” ujarnya.
Setelah ditelusuri, ia menjelaskan rupanya ternak pedagang tersebut sudah dalam pantauan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus. Bahkan, pedagang tersebut sudah tidak diperbolehkan berjualan di pasar.
“Dikiranya bisa berjualan di Jepara. Tapi kami kan, sudah memperketat distribusi ternak. Setiap pasaran, kami turunkan petugas untuk penyisiran,” katanya.
Dengan adanya pengetatan dan banyaknya kasus yang muncul, ia melihat para peternak lebih memilih menahan untuk tidak menjual ternaknya di pasar. Sebab mereka tidak ingin terlalu berspekulasi dengan harga di tengah maraknya penyebaran virus PMK.
Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan, 80 Kg Bibit Jagung Ditanam di Bumiharjo Jepara
“Ternak di pasar banyak, tapi minat orang membeli berkurang. Peternak (kampung) enggan menjual ternaknya. Apalagi ke pasar,” tambahnya.
Meskipun PMK kian meluas, ia mengimbau agar masyarakat dan peternak tidak perlu panik. Karena virus tersebut bisa disembuhkan.
Editor: Haikal Rosyada