BETANEWS.ID, PATI – Dalam sepekan terakhir, intensitas hujan cukup tinggi di wilayah Kabupaten Pati. Bahkan, sebagian titik sudah terdampak banjir. Baik itu di area persawahan hingga ruas jalan.
Terkait dengan cuaca hujan ini, diprediksi puncaknya masih sampai pada Januari hingga Februari 2025 mendatang. Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, M Budi Prasetyo.
Baca Juga: Mengintip Produksi Batako Ramah Lingkungan dari Limbah di PT New Ramon Star
Menurutnya, dengan kondisi tersebut, masyarakat diminta untuk waspada terkait dengan potensi banjir di wilayah Kabupaten Pati.
“Potensi banjir terutana banjir bandang, harus terus diwaspadai, ” ujar M Budi Prasetyo melalui pesan singkat, Sabtu (7/12/2024).
Menurutnya, potensi banjir bandang ini, tak lepas dari dampak kerusakan hutan yang ada di wilayah Bumi Mina Tani dan sekitarnya, terutama di wilayah lereng Pegunungan Kendeng.
Dirinya menyebut, lereng Pegunungan Kendeng yang seharusnya bisa menjadi daerah resapan air hujan, tidak berfungsi optimal karena sudah rusak.
“Hutan di lereng Kendeng yang seharusnya ditanami tanaman keras, kini telah beralih fungsi. Pohon-pohon ditebanhi, kemudian dimanfaatkan untuk tanaman semusim, seperti jagung, ” ungkapnya.
Di samping itu, kerusakan di lereng Kendeng juga terjadi akibat adanya penambangan batu kapur yang massif. Untuk itu, perlu adanya upaya serius untuk mencegah banjir.
Baca Juga: Banjir di Depan Alugoro Pati Sempat Bikin Macet hingga 2 Kilometer
“Salah satu upaya bisa dimulai dari pengembalian fungsi hutan dengan cara menanam tanaman keras, ” ucapnya.
Selain banjir, potensi bencana yang patut diwaspadi adalah tanah longsor. Beberapa wilayah yang berpotensi terjadi longsor di antaranya, Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu dan Gembong.
Editor: Haikal Rosyada