BETANEWS.ID, KUDUS – Antrean kendaraan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Tanjungrejo, Kudus sempat mengular pada Senin (9/12/2024). Padahal di TPA tersebut sudah ada alat berat yang baru dibeli oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, beberapa bulan lalu.
Penanganan sampah di Kudus masih menjadi prioritas utama, karena banyaknya sampah di Kudus yang semakin hari semakin bertumpuk.
Baca Juga: Nama Baiknya Tercemar, Super Lanjutkan Laporannya pada N dan 4 Akun Medsos
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie mengaku beberapa kali ditandai di sosial media (sosmed) terkait persoalan volume sampah di sana.
Ia menyebut, permasalahan sampah menjadi pr bersama, dalam penanganannya. Kesadaran semua pihak diperlukan untuk mengatasi sampah, utamanya di Kabupaten Kudus.
“Jadi gini kalau bicara sampah itu tidak bisa hanya di satu titik. Ini persoalan kesadaran untuk kemudian dari hulu, katakanlah itu sampah rumah tangga maupun sampah industri, kemudian dipilah mana yang residu mana yang tidak,” bebernya usai datangi harlah Madrasah NU TBS yang ke 99 tahun, Senin (11/12/2024) sore.
Hasan mengatakan, adanya pengolahan sampah organik di Oasis milik Djarum bisa menjadi solusi penanganan sampah di Kudus. Sebab residu sampah dapat termanfaatkan dengan baik.
“Selain itu, dalam waktu dekat saya sudah bilang kemarin kepada para ketua organisasi entah NU, Muhammadiyah, untuk mengajarkan tentang kesadaran pemilihan sampah secara sejak dini kepada anak maupun orang tuanya,” tuturnya.
“Sehingga sampah yang residu itu bisa semakin dikurangi, termasuk di Tanjungrejo. Nah ini yang seharusnya dimaksimalkan, untuk membangun dari hulu, terkait pemilahan sampah, sehingga sedikit banyak bisa mengurangi, kemudian masuk ke Tanjungrejo,” katanya.
Ia menjelaskan, Pemkab Kudus membeli alat berat berupa buldoser baru untuk menggantikan alat berat yang sudah tua dan sering rusak. Menurutnya pembelian alat berat itu dianggap bisa mengatasi sampah di TPA Tanjungrejo.
Baca Juga: DPRD Kudus Sambut Baik Pembangunan Jembatan Karangsambung
“Sekarang sudah ada alat baru, sedikit banyak membantu. Bayangkan kalau tidak ada alatnya, kan tambah lebih repot lagi situasinya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, langkah kerjasama dengan beberapa pihak juga sudah mulai dilakukan. Menurutnya, saat ini masih dalam tahap proses diskusi.
Editor: Haikal Rosyada