31 C
Kudus
Selasa, Januari 14, 2025

Aktivis Jepara Kampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 

BETANEWS.ID, JEPARA – Kasus kekerasan terhadap perempuan masih menjadi momok bagi semuanya, tak terkecuali di Kabupaten Jepara. Gelombang kekerasan yang dialami perempuan menjadi tugas bersama untuk mencegah dan menyudahinya. 

Dalam peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) yang dimulai 25 November hingga 10 Desember 2024, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) turut menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat upaya perlindungan bagi korban kekerasan berbasis gender, memenuhi hak-hak mereka, dan bersama-sama mengakhiri kekerasan terhadap perempuan. 

Baca Juga: Suara Tidak Sah di Pilkada Jepara Capai 35.243 Atau 5,87 Persen

-Advertisement-

Kampanye ini mengangkat tema “Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan” sebagai respons atas situasi darurat kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. 

Kampanye tersebut diharapkan dapat mendorong tersedianya layanan dukungan untuk pemenuhan hak perempuan korban kekerasan, seperti rumah aman, pendampingan hukum, dan pendampingan psikologis.

“Kami mendorong agar pemerintah lebih berfokus terhadap pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Tidak hanya menjadi obrolan semata, tapi teralisasi dalam program perlindungan terhadap perempuan,” kata Koordinator Aksi, Saffinatun Nikmah dari Kolektif Jaladara. 

Mereka menggelar aksi dengan menyuarakan berbagai keresahan yang dialami perempuan di depan Pendopo Kabupaten Jepara.

Data dari DP3AP2KB Kabupaten Jepara memaparkan, hingga Mei 2024, sudah ada 2 kasus kekerasan yang diadukan ke DP3AP2KB. Sementara di tahun 2023, ada 15 kasus kekerasan yang ditangani DP3AP2KB. Di 2022, data DP3AP2KB mencatat 13 kasus kekerasan terhadap perempuan. 

“Data tersebut mungkin tidak bisa menjadi acuan atau gambaran bagaimana terjadinya kekerasan di Jepara. Tentunya, masih banyak kekerasan yang dialami perempuan yang tidak terdata dan akan menjadi gunung es. Lantas, apakah kita hanya akan berdiam saja?” katanya.

Selain itu, kami mendorong anggaran yang ramah gender untuk perempuan korban kekerasan sehingga dapat perlindungan dan pemulihan secara menyeluruh baik secara psikologis, hukum, dan ekonomi. 

Baca Juga: Hasil Pilkada Jepara: Wiwit-Hajar Menang Telak, Raih 80,93 Persen Suara

Selain kekerasan terhadap perempuan, aksi tersebut juga mendorong perlindungan ekosistem lingkungan, salah satunya pemulihan paska penutupan tambak udang di Karimunjawa utamanya bagi para perempuan yang terdampak. 

“Kita tak boleh lengah terhadap tambang pasir laut di pesisir Jepara. Karena dengan itu akan berdampak terutama bagi perempuan dan anak,” paparnya. 

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER