BETANEWS.ID, KUDUS – Festival Caping Kalo berlangsung pada Kamis (19/9/2024) malam di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Founder Kudus Fashion Week, Aris Yuni Astuti menyampaikan, acara tersebut merupakan rangkaian acara hari jadi Kudus tahun ini.
Baca Juga: 205 Pelamar CPNS Pemkab Kudus Dinyatakan Tak Memenuhi Syarat
“Selain delapan brand, juga ada penampilan spesial dari penari kondang Indonesia, yaitu Didik Nini Thowok untuk menghibur semua masyarakat Kudus. Tarian Cahya Nojorono juga ditampilkan di acara ini, yang mengangkat caping kalo dan proses pembuatan rokok,” bebernya usai acara.
Ia menjelaskan, Kudus Fashion Week tahun ini hadir dengan tema “Kudus Icon of Caping Kalo” yang dimulai dari sore hari dengan flasmob yang dibawakan ratusan ibu-ibu menggunakan caping kalo dan berkebaya.
“Dalam acara ini tidak ada batasan. Asalkan membawa caping kalo dan kebaya, semua warga kudus bisa mengikuti. Saya pengennya itu warga Kudus terutama wanita, mengenal, mencintai, dan mau memakai caping kalo, terutama bagi anak muda yang bisa meneruskan, warisan budaya ini,” ungkapnya.
Lewat even tersebut, Aris ingin menunjukan bahwa kecintaanya terhadap caping kalo sebagai aksesoris di dalam baju adat Kudusan. Karena selain untuk mempertahankan pengrajin yang saat ini masih tersisa hanya dua orang saja, maka diperlukan even seperti itu, guna mendongkrak peningkatan daya beli masyarakat terhadap caping kalo.
Sementara itu, Pj Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie menambahkan, bahwa pertunjukan kegiatan tersebut sangatlah positif, utamanya untuk mempertahankan produk caping kalo tetap dikenal oleh masyarakat luas. Menurutnya, pertunjukan itu ditampilkan kolaboratif antara Nojorono dan Magenta, yang menunjukkan ke khas-an kebudayaan Kota Kretek.
“Kita tadi sama-sama lihat sebuah pertunjukan yang kolaboratif yang dikolaborasikan antara Nojorono dan magenta untuk menunjukkan ke khas an kebudayaan di kabupaten Kudus, juga diramu oleh masyarakat Kudus yang sebagian bekerja di sektor tembakau yang disimbolkan dengan tarian Cahya Nojorono,” ujarnya.
Baca Juga: Meski Ada Dugaan Kasus Korupsi, SIHT Tetap Dapat Alokasi Rp30 M di 2025
Tak hanya itu, penampilan beberapa brand yang ikut memeriahkan acar tersebut juga menunjukan sebuah potensi yang ada di Kabupaten Kudus. Hal itu juga dinilai sangat layak diapresiasi dan dipromosikan secara lebih maksimal lagi.
“Caping kalo merupakan warisan di Kudus, harapan nanti bisa menjadi warisan kebudayaan yang tidak semata-mata ini adalah bagian dari masa lalu. Tapi caping kalo juga menjadi sesuatu yang menghiasi dunia fashion di masa mendatang,” harapnya.
Editor: Haikal Rosyada