BETANEWS.ID, KUDUS – Tradisi kirab Air Salamun saat Rabu Wekasan di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, sangat menyita perhatian masyarakat, Selasa (3/9/2024). Gelaran yang rutin ada tiap tahun itu disebut lebih meriah dari tahun lalu, dengan rute yang lebih panjang.
Kirab dimulai dari Kantor Kecamatan Mejobo mengelilingi Desa Jepang dan berakhir di Masjid Jami’ Wali Al-Ma’mur. Peserta kirab sebanyak 1.400 orang dari 32 kontingen. Mereka berasal dari perwakilan masyarakat, mulai sekolah, instansi, dan UMKM bambu.
Beberapa dari mereka terlihat membawa kostum unik, bahkan ada juga siluman ular dengan tiga kepala manusia. Selain itu ada juga masyarakat yang membawa gunungan sebagai persembahan masyarakat.
Baca juga: Warga Desa Jepang Kudus Gelar Kirab Rebo Wekasan dan Bagikan 10 Ribu Plastik Berisi Air Salamun
Sebagai Puncak acara, panitia akan membagikan 10 ribu bungkus Air Salamun setelah magrib hingga pukul 0.00 WIB.
Juru Kunci Masjid Jami’ Wali Al-Ma’mur, Fathur Rohman Aziz, menyampaikan, acara Rabu Wekasan itu dilaksanakan mulai 17 Agustus hingga 3 September 2024. Rangkaian acaranya berupa pentas seni, bazar UMKM, kirab, dan puncaknya adalah pembagian air Salamun.
“Tema khusus ketika Rabu Wekasan punya hajat, kita mengundang masyarakat umum dari RT, RW, musala, membawa gunungan, sebagai simbol mereka mempersembahkan gunungan ini untuk menyumbang ke masjid wali yang sedang punya hajat yaitu Rabu wekasan,” bebernya.
Baca juga: Kirab Air Salamun Desa Jepang Kudus Diikuti 1.450 Peserta
Ia menjelaskan, ribuan peserta sangat antusias sekali dalam ikut berpartisipasi memberikan sumbangsih berupa materi, tenaga, pikiran maupun barang.
“Yang di kirab ini, kan, gentong merupakan simbol dari air Salamun diarak dari kecamatan sampai masjid wali. Filosofinya air Salamun ini melindungi masyarakat Desa Jepang dari bala ketika saat Rabu Wekasan,” tuturnya.
Editor: Ahmad Muhlisin