BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang laki-laki terlihat sedang memasukkan siomay, kol, tahu, dan bakwan ke dalam plastik satu per satu. Setelah itu, ia memotong telur lalu menambahkan bumbu kacang dan saus kecap sebagai pelengkap.
Lapak milik Kaswanto (31) di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus itu memang begitu ramai oleh pembeli. Tak heran jika ia hanya jualan dua jam saja mulai pukul 12.00 hingga 14.00 WIB karena cepat habis.
“Kalau pembelinya, ya, beragam, mulai dari masyarakat sekitar, orang-orang yang lewat dan para pekerja pabrik,” bebernya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Batagor Kuah, Inovasi Kuliner yang Selamatkan Ekonomi Keluarga Puji
Siomay buatan Kaswanto itu memiliki tekstur yang lembut serta rasa ikannya yang kuat. Menurutnya, hal itu yang membuat para pembeli suka dan berlangganan.
Kaswanto mengaku tidak mematok harga per porsi. Hanya saja, biasanya orang-orang membeli antara Rp4.000 hingga Rp5.000. Kaswanto juga mengungkapkan, dalam sehari bisa mengantongi hingga Rp800 ribu.
“Alhamdulillah dagangan selalu cepat habis, itu karena saya sudah dikenal banyak orang. Selain rasa, mungkin karena jualan saya sudah lama. Omzet sehari, ya, sekitar Rp800 ribu,” katanya Kaswanto.
Baca juga: Jangan Remehkan Penjual Asongan, Omzet Ivan Capai Rp500 Ribu Sehari
Sambil melayani pembeli, Kaswanto melanjutkan, bahwa usahanya itu sudah berjalan sejak 2012. Awalnya, dia hanya menjadi karyawan yang menjual siomay. Namun, setelah memiliki pengalaman, Kaswanto tergiur untuk merintis usaha sendiri.
“Sebelumnya saya ikut orang dulu pas 2011. Lalu setahun kemudian saya buka usaha sendiri. Kalau jualan di sini baru 2020 lalu, pas Covid. Sebelumnya tidak di sini,” terang warga asli Brebes itu.
Penulis: Rizka Ulima Qotrunida, Mahasiswa PPL IAIN Kudus
Editor: Ahmad Rosyidi
