BETANEWS.ID, KUDUS – Di sebuah rumah yang berada di Perumahan Salam Residen Blok B No2, seorang pria sedang scanning patung miniatur. Proses tersebut sebagai langkah sebelum proses print 3 dimensi yang menyerupai bentuk awal. Usai scanning, pria bernama Nicolaus Adi Nugroho kemudian tampak mengoperasikan ke proses print 3D.
Terdapat dua mesin printer 3D di sana sedang mencetak sebuah bentuk patung ataupun barang pesanan pelanggan. Proses pencetakan 3 dimensi yang bisa dikatakan lama itu justru menjadi peluang bisnis yang bagus, lantaran masih jarang yang menekuni.
Baca Juga: Info dari Master Layangan Legendaris di Kudus, Harga Murah, Kualitasnya Sundul Langit
Nico menekuni usaha cetak print 3D sejak 2017 lalu. Kini usahanya semakin berkembang dengan banyaknya pelanggan yang berminat mencetak beberapa produk atau pun patung 3 dimensi. Tak hanya melayani print 3D, di usaha yang diberi nama 3DPrint Kudus itu juga melayani jasa scanning, dan reverse engineering.
“Untuk pesanan pembuatan sejauh ini selalu ada ya. Jadi sangat menjanjikan. Terlebih, saat ini banyak juga yang membutuhkan jasa 3D scanning dan reverse engineering,” ungkapnya.
Ia menuturkan, di sana pihaknya bisa melayani custom sesuai permintaan pelanggan. Mulai dari miniatur patung, patung orang, maket, dan beberapa spartpart engineering lainnya. Tak heran meski dikerjakan di rumah, pelanggan yang pernah pesan di sana ada berbagai daerah. Bahkan sampai luar Jawa.
“Intinya di sini melayani custom, jadi bisa melayani semua kebutuhan pelanggan. Sejauh ini untuk pelanggan dari Semarang, Jepara, Blora, Solo, Jakarta, Tangerang, hingga luar Jawa seperti Palembang,” ujar pria yang kini berusia 35 tahun itu.
Terdapat dua bahan yang digunakan untuk cetak 3D di sana. Satu di antaranya merupakan bahan dari plastik yang banyak jenisnya, tergantung dari produk apa yang akan dipesan. Lalu satunya lagi dari cairan resin yang biasanya untuk pembuatan maket dan sebagainya.
“Kalau untuk harga jelas berbeda dari kedua bahan itu. Tentu lebih mahal bahan cairan resin, karena untuk cairannya sendiri juga sudah mahal. Keduanya cairan resin ini membuat produk yang dibuat jadi lebih bagus dan halus, dibandingkan dengan bahan plastik,” jelasnya.
Nico mengaku, pembuatan maket dengan bahan resin dipatok dengan harga Rp6 ribu per gram. Sementara untuk miniatur patung mulai dari harga Rp25 ribu sampai jutaan rupiah, tergantung ukuran dan kerumitan bantuk.
“Karena memang melayani berbagai jasa, jadi untuk harga juga berbeda. Contohnya untuk 3D scanning harga mulai Rp200 ribu sampai jutaan. Kemudian reverse engineering lebih mahal lagi dari scanning yakni mulai dari Rp400 ribu sampai jutaan,” kata bapak dua anak tersebut.
Baca Juga: Bisa Pilih Desain, Pesanan Tas Sekolah di K-Tasqu Diminati Banyak Pelanggan
Ia menambahkan, dalam pengerjaan print 3D, membutuhkan waktu paling cepat 3 hari dan paling lama sampai 20 hari satu produknya. Menurutnya, ia juga pernah membuat patuh 3D salah satu publik figur nasional full badan, dengan posisi duduk.
“Harapannya sih kepengen sinergi bersama dengan para seniman yang biasa membuat sebuah produk. Agar saling mengisi satu sama lain. Karena saya juga butuh seniman untuk peningkatan produktivitas usaha agar lebih berkembang. Jadi mempunyai alat scanning ini bisa digunakan untuk membantu kesulitan para seniman dalam mengerjakan sebuah proyek,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada