BETANEWS.ID, KUDUS – Di sebuah rumah yang berada di Desa Ploso RT 1 RW 4, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Parwan dengan telaten meraut bambu untuk dijadikan sebuah layangan.
Kakek berusia 84 tahun itu adalah, dia adalah sang master layangan kain di Kabupaten Kudus.
Baca Juga: Bisa Pilih Desain, Pesanan Tas Sekolah di K-Tasqu Diminati Banyak Pelanggan
Saat ditemui, kakek tiga cucu tersebut menuturkan, saat ini dia melayani penjualan layangan berbagai jenis, mulai layangan berbahan kertas, plastik, dan juga kain. Bentuknya pun juga banyak, ada model layangan kecil biasa, suwangan, bentuk kupu, kelelawar, dan layangan burung.
“Untuk harganya bermacam-macam tergantung dari bahan, model, dan besar kecilnya layangan. Saat ini memang pas untuk bermain layangan, karena musim kemarau. Selain itu biasanya di bulan-bulan ini, banyak even perlombaan, sehingga layangan banyak diminati,” bebernya, Sabtu (3/8/2024).
Rinciannya, harga layangan biasa kecil kertas maupun plastik harga Rp1.500, kemudian suwangan (bahan plastik) harga Rp25 ribu, layangan model hewan (kain) mulai dari Rp50-100 ribu, tergantung besar dan kecilnya.
Produksi layangannya dikenal tak hanya di Kota Kretek, tapi juga dari berbagai daerah, seperti Jepara, Grobogan, Demak, dan juga Pati. Pembeli itu menurutnya, dari perorangan ada pula bakul yang setiap membeli langsung banyak.
“Untuk saat ini, layangan kain yang sudah saya buat ada 200 biji. Sementara untuk layangan kecil biasa sebanyak 1.200 biji. Paling banyak diminati layangan kecil biasa, karena harganya yang sangat terjangkau. Kemudian untuk layangan model, paling banyak layangan burung,” ujarnya.
Ia mengaku, saat ini penjualan belum begitu ramai, baru sekitar 20 biji layangan terjual. Untuk puncak ramainya penjualan, menurutnya, penjualan akan meningkat mulai bulan Agustus hingga September.
Baca Juga: Sostel Mini Depan SMP 1 Jati Laris Manis, Sehari Laku 200 Tusuk
“Kalau ini lagi sepi, tapi tidak tahu juga nanti seperti apa. Jadi untuk produksi saya hentikan dulu karena banyak banyak stok layangan yang belum terjual. Kalau misalkan nanti tidak terjual ya tidak masalah, karena memang ada Kaka ramai dan sepi. Bisa juga nanti tahun depan dijual,” tuturnya
Tak hanya memproduksi dan menjual layangan, Parwan juga menyediakan benang dengan harga mulai Rp4 ribu hingga paling mahal Rp15 ribu. Menurutnya, benang yang dijual di sana berbahan nilon yang lebih kuat untuk menerbangkan layangan.
Editor: Haikal Rosyada