31 C
Kudus
Selasa, September 17, 2024

Kasus Kebakaran Meningkat saat Kemarau, Damkar Jepara Malah Kekurangan Dana

BETANEWS.ID, JEPARA –Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jepara, Surana, mengatakan, intensitas kebakaran di Jepara mengalami peningkatan saat musim kemarau. Pihaknya mencatat, sejak 1-18 Agustus 2024 terdapat 15 kasus kebakaran yang ditangani tim Damkar.

“Sejak Januari sampai Agustus ini sudah ada sekitar 70 kasus kebakaran yang kami tangani,” katanya, di kantornya, Senin (19/8/2024).

Saat musim kemarau, lanjut dia, kebakaran yang paling banyak terjadi yaitu kebakaran semak-semak, kebakaran karena overheat pada oven kayu, dan kebakaran akibat korsleting listrik.

-Advertisement-

Baca juga: Warga Kedungmalang Jepara Merana, Baru 5 Tahun Ini Selalu Alami Kekeringan

”Kebakaran semak-semak biasanya akibat buang sampah, dikira sudah padam, padahal saat angin kencang bisa nyala dan membakar semua,” bebernya.

Meskipun intensitas kebakaran tinggi, saat ini dana operasional berupa anggaran BBM dari Pemerintah Kabupaten (Pemka) Jepara telah habis. Untuk menutup operasional, tim menggunakan dana talangan dari anggota.

“Saat ini sudah diajukan tambahan di APBD Perubahan, tapi karena belum ada anggarannya, ditalangi dulu sama tim,” bebernya.

Adapun anggaran BBM yang diterima Damkar sekitar Rp50 jutaan. Sementara BBM yang dibutuhkan setiap bulan mencapai sekitar Rp7 juta. Ditambah lagi biaya perawatan kendaraan yang terus menerus karena kondisi kendaraan yang mulai usang.

“Biaya perawatan armada hanya dapat Rp6 juta. Saat ini ban armada sebenarnya sudah mendesak untuk ganti, tapi belum bisa karena belum ada anggaran,” ungkapnya.

Selain itu, kondisi enam armada damkar yang dimiliki saat ini mengalami korosi. Hal ini menyebabkan biaya perawatan rutin cukup tinggi.  Ia berharap, ada peremajaan kendaraan untuk mendukung aktivitas Damkar.

Baca juga: 13 Kecamatan di Jepara Siaga Kekeringan, BPBD Malah Tak Punya Mobil Tangki

“Ada enam unit armada, tiga unit pompa dan tiga unit untuk suplai. Ini berada di tiga pos, yaitu Kalinyamatan, Induk, dan Bangsri,” ungkapnya.

Jika dilihat dari jumlah Armada, Surana juga mengatakan masih kurang ideal. Kebutuhan riil armada jika dihitung sekitar delapan unit, dua untuk Pos Kalinyamatan, dua untuk Pos Bangsri, dan empat untuk Pos Induk di Kota. Sementara kebutuhan SDM seharusnya 48 orang, baru ada 31 orang.

“Petugas jaga dan lapangan sangat terbatas. Sementara, kami dibantu relawan dari warga sekitar tempat kejadian,” imbuhnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER