BETANEWS.ID, KUDUS – Tak hanya makanan cepat saji yang memiliki layanan tanpa turun (lantatur) atau yang dikenal Drive Thru, di Kabupaten Kudus terdapat juga penjual peralatan sate yang melakukan hal serupa.
Lapak yang berada di Jalan Raya Kudus-Jepara, Kelurahan Purworasi itu sontak ramai oleh pembeli. Apalagi, jualannya juga lengkap yakni ada tungku bakaran, arang, tusuk sate, dan kipas.
Penjual peralatan sate, Sulasih, mengatakan, tujuannya berjualan di tepi jalan untuk memudahkan para pembeli, terutama yang tak mau ribet tanpa harus turun dari kendaraannya.
Baca juga: Produk Lokal Naik Kelas, Pisau Asal Bareng Kudus Tembus Pasaran Mancanegara
“Ada yang naik motor dan naik mobil, kebanyakan beli terus pulang gitu. Jarang yang turun untuk beli arang,” ungkapnya, Selasa (18/6/2024).
Sulasih menambahkan, di momen seperti ini, pihaknya menyediakan arang dengan harga Rp5.000 hingga Rp25 ribu, tusuk sate Rp5 ribu sampai Rp10 ribu, dan tungku bakaran seharga Rp20 ribu hingga Rp40 ribu, tergantung besar kecilnya.
“Alhamdulillah ini lebih ramai ketimbang tahun kemarin. Kalau tahun kemarin banyak yang sembelih kerbau atau sapi, tahun ini kebanyakan sembelih kambing. Jadi penjualan lebih ramai, kemarin (hari pertama kurban) sehari bisa hasilkan omzet sampai Rp4 juta karena yang minat banyak,” ujarnya.
Salah satu pembeli, Gita merasa terbantu dengan adanya penjual peralatan sate secara Drive Thru itu.
“Kalau beli di sini kan lebih mudah dan simpel. Tidak capek-capek turun seperti halnya di pasar, kemudian mencari barangnya. Di sini tinggal minta aja udah dilayanin pembeli tanpa turun dari motor,” kata Gita.
Baca juga: Usaha Menjamur, Pesanan Booth Container di Bengkel Sukardi Membeludak
Menurut Gita, hal ini lebih memudahkan dan mempersingkat waktu untuk berbelanja, meski harga lebih mahal dari harga di pasar. Namun harga tersebut, katanya, tak terpaut jauh dari harga di pasaran.
“Harganya tidak jauh dari pasaran, tapi, kan, lebih mudah dan simpel saja untuk beli. Cuma beli arang sama tusuk sate saja tidak perlu turun motor,” ujar Gita.
Editor: Ahmad Muhlisin