31 C
Kudus
Jumat, Juni 20, 2025

Antisipasi Perubahan Ikilm, Seratus Nelayan di Jepara Ikuti Sekolah Cuaca

BETANEWS.ID, JEPARA – Sebanyak seratus nelayan di Kabupaten Jepara mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang diadakan oleh Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meterologi Maritim Tanjung Emas Semarang.

Hartanto, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II menjelaskan sekolah tersebut bertujuan agar para nelayan ketika melaut tidak hanya mengandalkan kemampuan turun menurun atau ilmu titen dari para orang tua. Sebab saat ini, kondisi iklim dan cuaca sulit untuk dipastikan atau gampang berubah.

Baca Juga: Gakkum LHK Telusuri Dugaan Pencucian Uang Tambak Udang Karimunjawa

-Advertisement-

“Kondisi cuaca dan iklim saat ini sering tidak menentu, sehingga update informasi harus diikuti oleh nelayan pada saat akan melaut,” katanya pada Kamis (13/6/2024) di Gedung Shima, Kabupaten Jepara.

Dengan informasi yang diterima, harapannya para nelayan pada saat melaut sudah memiliki bekal sehingga bisa melaut dengan aman, nyaman, dan selamat. Dengan begitu, kesejahteraan para nelayan juga diharapkan bisa meningkat.

“Kalau sudah mendapat informasi, pada saat melaut tidak hanya asal berangkat tetapi sudah punya persiapan,” tegasnya.

Informasi terkait perubahan cuaca dan iklim, bisa diakses oleh nelayan secara digital melalui Aplikasi Info BMKG. Di dalam aplikasi tersebut menurutnya sudah memuat informasi lengkap mengenai kondisi cuaca baik di darat maupun laut.

“Informasi nya juga selalu diupdate setiap hari sehingga nelayan selalu mendapatkan informasi yang uptodate,” terangnya.

Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan SDM, Rini Patmini mengatakan melalui kegiatan tersebut harapannya bisa menjadi pengetahuan baru bagi Nelayan Jepara. Terlebih beberapa waktu terakhir wilayah Jepara kerap mengalami anomali cuaca. Sehingga tidak dapat diprakirakan dengan metode tradisional dan kebiasaan masyarakat.

Baca Juga: Jumlah Kurban di Jepara Tahun Ini Diperkirakan Turun, Ini Penyebabnya

“Maka kearifan lokal yang biasa digunakan masyarakat sebagai panduan untuk melaut perlu dipadukan dengan informasi cuaca dan iklim yang bersumber dari BMKG,” ujarnya.

Melalui kegiatan tersebut harapannya juga dapat meminimalisir resiko kecelakaan di laut akibat cuaca buruk. Ia juga meminta kedepan, BMKG menggelar kegiatan serupa untuk komunitas lain seperti pariwisata, pertanian, dan petani garam.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER