BETANEWS.ID, JEPARA – Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an (PPTQ) Al-Husna, yang berada di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Achmad Mundhoffar, mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Bupati Jepara.
Sebagai tokoh agama yang bukan kader partai, ia akan mendatangi seluruh partai politik di Jepara untuk melakukan silaturahmi sekaligus mendaftar penjaringan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang sedang dibuka.
Baca Juga: Polling Pilkada Jepara 2024 (1)
Seperti pada Kamis (2/5/2024), dengan ditemani oleh enam orang yang masuk sebagai tim pengusungan dirinya sebagai bakal calon Bupati Jepara dan beberapa pendukung, Mundhoffar resmi mendaftar penjaringan bakal calon bupati yang dibuka oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jepara.
Usai mengambil formulir di PPP, ia kemudian lanjut mendaftar penjaringan bakal calon bupati di Kantor DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jepara.
“Karena kami bukan kader partai, semua partai nanti akan kami datangi untuk menjalin silaturahmi. Motto kami, Ora Ngoyo Ora Ngoyok. Supaya semua kontestan tidak merasa terganggu dengan kehadiran kami yang belakang,” katanya saat mengambil formulir pendaftaran di Kantor DPC PPP.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan motto tersebut yang memiliki arti ‘tidak memaksa dan tidak merebut’, jika nantinya tidak ada satupun partai yang merekomendasikan dirinya, ia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Ia mengaku akan berjuang untuk Kabupaten Jepara dengan posisi yang dia miliki. Sesuai hasil musyawarah bersama dengan anggota timnya yang baru dibentuk sekitar 15 hari yang lalu, ia juga tidak akan mendaftar bakal calon bupati melalui jalur independent.
“Ya ngga papa (kalau tidak mendapat rekom partai), tetap bismillah untuk berperan sesuai posisi kita untuk Jepara lebih baik. Sesuai hasil musyawarah dengan tim, kita tidak begitu mengejar lewat jalur independent,” ujarnya.
Sebagai tokoh agama dengan latar agamis dan religius, jika nantinya ia mendapat kesempatan untuk memimpin Jepara, ia akan menata kota dan masyarakat Jepara menjadi masyarakat religius.
Baca Juga: Polling Pilkada Provinsi Jateng 2024 (1)
Sebab menurutnya sebuah kemajuan tanpa diiringi dengan sikap yang religius tidak akan menciptakan ketenangan, kedamaian, dan kerukunan di masyarakat.
“Kehebatan apapun kalau tidak religius tidak akan ada ketenangan, kedamaian, dan kerukunan dalam bermasyarakat,” katanya.
Editor: Haikal Rosyada