31 C
Kudus
Jumat, Juni 20, 2025

Keciput Lala Jaya, Bisnis Keluarga yang Bertahan Selama 24 Tahun

BETANEWS.ID, JEPARA – Sulikah (52) dan Mujianto (52) perintis usaha Keciput Lala Jaya sudah sejak pagi berjibaku dengan berbagai bahan adonan untuk membuat kue Keciput. Panganan khas yang selalu tersaji pada saat momen Hari Raya Idul Fitri.

Sembari menggoreng keciput, Mujianto bercerita bahwa dalam mengelola usaha rumahan tersebut, ia tidak hanya bersama sang istri tetapi juga dibantu oleh tiga orang anaknya.

Baca Juga: Es Buah Jualan Tiga Dara Ini Pikat Banyak Orang, Sehari Laku hingga 400 Cup

-Advertisement-

Istrinya bersama sepuluh karyawan lainnya bertugas untuk membuat adonan, sedangkan ia kebagian tugas untuk menggoreng keciput. Sementara anak-anaknya berperan dalam memasarkan usaha keluarga yang sudah dirintis sejak tahun 2000.

“Awal merintis ini dari tahun 2000-an, dulu produksinya cuma pas mau lebaran aja. Kemudian sekitar tahun 2011-2012 itu baru mulai produksi setiap hari,” katanya pada Sabtu (23/3/2024) di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara.

Kini pelanggan keciput buatannya juga sudah menyebar ke seluruh daerah Karesidenan Pati (Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Blora, Grobogan) dan Semarang.

Ahmad Najib (27) salah satu anak Mujianto mengatakan bahwa sebelum mulai memproduksi keciput setiap hari, orangtuanya dulu merupakan penjual gorengan onde-onde. Namun, karena pembelinya sudah berkurang, kemudian beralih menjual keciput.

“Usaha ini dulunya kan berawal dari orang tua jualan gorengan, tapi pembelinya sudah ngga banyak. Terus ada yang nawarin untuk produksi keciput setiap hari, nanti dia yang ambil,” katanya.

Ketika awal merintis usaha keciput yang mulai diproduksi setiap hari, ia mengatakan dalam sehari hanya menghabiskan sekitar 5 kg adonan. Jumlah tersebut kemudian kian bertambah, hingga kini setiap harinya ia mampu memproduksi 50 kg.

“Kalau puasa ini meningkat jadi empat kwintal adonan setiap hari, sebenarnya bisa lebih. Karena permintaan lebih banyak sebenarnya, tapi mampunya kuat produksi segitu, itu aja udah ditambah, awal puasa sehari cuma satu kwintal,” ungkapnya.

Ia sendiri, baru pada tahun 2015 ikut berkecimpung memasarkan bisnis keluarga tersebut. Selain diambil oleh pedagang grosir, ia juga memasarkan produknya secara online melalui WhatsApp dan Facebook.

Baca Juga: Berburu Takjil di Kampung Ramadan Masjid At-Taqwa Jati Kulon

“2015 baru ikut bantu memasarkan, kebetulan saya punya komunitas kesenian, selain menambah relasi juga membantu pemasaran produk sampai akhirnya berkembang seperti sekarang,” katanya.

Kedepan, ia berencana untuk menambah produk yang sebenarnya tidak hanya memproduksi keciput. Tetapi juga Asinan, Akar Kelapa, dan Ogol-ogol.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER