BETANEWS.ID, JEPARA – Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Banjarnegara ditemukan adanya serotipe virus dengue jenis DEN-3 dan adanya transovarial pada siklus perkembangan nyamuk.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Eko Cahyo Puspone mengatakan hal tersebut yang kemudian menjadi penyebab melonjaknya jumlah pasien DBD di Jepara.
Baca Juga: Hasil Penelitian Kemenkes Temukan Jenis Virus DBD Den-3 di Jepara
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa hasil penelitian vektor yang mengambil sampel dari Desa Bugel, Kecamatan Kedung dan Pendosawalan, Kecamatan Pecangaan ditemukan bahwa virus dengue ini sudah ditemukan pada jentik nyamuk.
“Ditemukan di jentik ini berarti ada transmisi yang namanya transovarial bahwa di dalam telur nyamuk yang kemudian menetas menjadi jentik itu sudah mengandung virus DBD. Sehingga tidak perlu menggigit, orang sudah bisa terpapar virus dengue,” jelasnya, Jum’at (29/3/2024).
Sebab biasanya, pasien dapat terpapar virus dengue yang menyebabkan terjadinya DBD berasal dari gigitan nyamuk.
Sedangkan untuk hasil penelitian serotipe yang berasal dari sampel darah pasien di enam rumah sakit yang ada di Jepara, ditemukan adanya Virus Dengue Jenis DEN-3. Jenis virus tersebut menurutnya merupakan virus berbahaya yang banyak menyebabkan pasien mengalami shock dan meninggal.
“Dari 237 sampel darah hampir seluruhnya mengandung serotipe DEN-3. Makanya banyak yang shock dan meninggal. Karena ini yang dominan memang serotipe yang ganas,” katanya.
Sedangkan untuk hasil penelitian resistensi insektisida, saat ini belum keluar. Sebab untuk mengetahui hasil dari penelitian tersebut, sampel telur yang diambil harus ditetapkan terlebih dahulu kemudian dikembangbiakkan menjadi nyamuk dewasa. Sampel nyamuk tersebut yang nantinya akan diberikan cairan insektisida.
Baca Juga: Siap-Siap! Pemkab Jepara Bakal Buka 14 Pelatihan Bagi 700 Warga
“Dari hasil tes itu, nyamuk yang diberikan insektisida itu nanti mempan atau tidak. Kalau mempan cairan insektisida itulah yang nanti akan digunakan pada saat fogging,” jelasnya.
Sehingga untuk penanganan saat ini, fogging menurutnya masih dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan untuk kunci penanganan yang efektif dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus.
Editor: Haikal Rosyada