BETANEWS.ID, KUDUS – Produksi dan peredaran rokok ilegal masih marak terjadi. Harganya yang lebih murah dianggap mampu mematikan pasar rokok-rokok resmi semua golongan.
Pemilik perusahaan rokok golongan tiga PT Rajan Nabadi, Sutrishono, mengatakan, banyak rokok ilegal di pasaran akan mempengaruhi penjualan rokok resmi. Tak hanya rokok golongan tiga saja, rokok golongan dua dan satu justru paling dominan terdampak.
“Tentu jelas terdampak dengan maraknya peredaran rokok ilegal. Oleh karena itu kita harus memperkuat brand kita,” ujar Sutris saat ditemui di pabrik rokok miliknya, Kamis (4/1/2024).
Baca juga: Cukai Naik 10 Persen, Industri Kecil di Kudus Minta Rokok Ilegal Diberantas
Sutris menuturkan, rokok ilegal itu pasarnya tidak selamanya kencang. Oleh karena itu, rokok resmi seperti produknya fokus ke mutu dan rasa. Sementara penindakan rokok ilegal itu kewenangan Bea Cukai.
“Untuk bersaing dengan rokok ilegal jelas kita kalah dari segi harga. Maka dari itu, kita fokus ke rasa dan mutu. Untuk diminati konsumen, kita mengandalkan mutu,” bebernya.
Menurutnya, dengan cita rasa rokok yang mampu diterima konsumen, produknya tak hanya mengalahkan rokok ilegal saja, tapi rokok golongan tiga juga bisa mengambil pasar rokok golongan dua.
“Dengan begitulah rokok golongan tiga produksinya mampu tetap eksis di tengah gempuran rokok ilegal dan kenaikan cukai berkala setiap tahun,” ungkapnya.
Baca juga: Dapat BLT Cukai, Buruh Rokok di Kudus Diminta Tak Beli Skincare
PT Rajan Nabadi, katanya, memiliki lima produk, yaitu Seroja, Jambu R 12, Jambu R 10, Biji Jambu 12, Biji Jambu 10. Untuk pemasaran, dulunya 10 persen di Pulau Sumatra.
“Dulu, pemasaran produk kami hampir 100 persen di Pulau Sumatra. Namun, karena di pulau tersebut mulai terkikis rokok ilegal, kita mulai memasarkan rokok produk PT Rajan Nabadi di Pulau Jawa,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
