BETANEWS.ID, KUDUS – Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kudus trennya turun terus tiap tahun, meski tidak signifikan. Persentase angka kemiskinan di Kota Kretek pada 2023 tinggal 7,24 persen atau turun sebesar 0,71 persen dari 7,41 persen pada 2022.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, Eko Suharto, mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menjadi sebab angka kemiskinan di Kudus terus turun. Satu di antaranya adalah banyaknya industri rokok.
“Dengan banyaknya industri rokok, otomatis menyerap banyak tenaga kerja. Ketika banyak warga bekerja, otomatis mereka punya penghasilan layak,” ujar Harto kepada Betanews.id di Kantor BPS Kudus, Jumat (10/11/2023).
Baca juga: 65 Ribu Warga Kudus Hidup dalam Kemiskinan, Hanya Turun 900 Orang dari Tahun Lalu
Selain itu, lanjutnya, industri rokok juga menghasilkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang tentu manfaatnya juga dinikmati oleh masyarakat, melalui bantuan langsung tunai (BLT).
“BLT tersebut dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Meski Covid 19 sudah jadi endemi tapi BLT tetap dijalankan. Hal itu sangat berpengaruh dalam menekan angka kemiskinan di Kudus,” bebernya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus juga ada beberapa intervensi lainnya, melalui program pengentasan kemiskinan dengan mengurangi beban pengeluran masyarakat.
Baca juga: 33 Ribu Buruh Rokok di Kudus Akan Dapat BLT di APBD Perubahan 2023
“Antara lain pemberian beasiswa. Ada juga program pemberian santunan kematian. Namun, yang sangat berpengaruh dalam pengentasan kemiskinan di Kudus adalah BLT dari Pemkab Kudus maupun dari Pemerintah Pusat,” jelasnya.
Sebagai informasi, penduduk miskin di Kabupaten Kudus pada tahun 2023 berjumlah kurang lebih 65 ribu jiwa atau setara 7,24 persen. Jumlah tersebut berkurang sekira 900 jiwa atau 0,17 persen dari tahun 2022 yang berjumlah kurang lebih 66 ribu jiwa.
Editor: Ahmad Muhlisin