BETANEWS.ID, KUDUS – Univeristas Muria Kudus (UMK) selama ini dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi cukup mentereng di Pantura Timur. Namun, universitas yang berdiri pada 1980 tersebut hingga saat ini belum mempunyai guru besar. Kekurangan inilah yang menurut Rektor UMK, Darsono, jadi penghambat akreditasi.
“Akreditasi UMK saat ini baik. Namun, ketika akan naik jadi baik sekali tidak bisa, karena UMK tidak punya guru besar,” ujar Darsono usai Media Gathering di Hotel @Hom, Rabu (8/11/2023).
Baca juga: Demi Tingkatkan Jumlah Mahasiswa Baru, UMK Jor-Joran Diskon UKT
Oleh karena itu, Darsono mulai membuat program percepatan guru besar lewat pengelolaan jabatan fungsionalis dosen. Tentu jabatan fungsional dosen ujungnya adalah guru besar.
Selain itu, pihaknya juga membentuk tim Taspos untuk mendukung lektor dan lektor kepala yang sudah siap untuk menuju guru besar. Kemudian, nantinya mereka bersosialisasi dengan pusat-pusat pelatihan manuskrip jurnal dan sebagainya.
“Dengan berjalannya program tersebut, semoga tahun depan UMK bisa panen guru besar. Saat ini dosen UMK yang berproses menuju guru besar ada 4 orang. Semoga tahun depan bisa berhasil semua dan terus berlanjut pada tahun berikutnya,” ungkapnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
