BETANEWS.ID, PATI- Harga gabah di Kabupaten Pati disebut sudah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Harga gabah kering panen atau GKP di Kabupaten Pati saat ini mencapai Rp750.000 per kuwintal atau Rp7.500 per kilogramnya.
Sutrisno (32) salah satu pekerja di penggilingan gabah di Desa Bumirejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati mengatakan, memasuki bulan September harga gabah sudah mulai naik.
Baca Juga: Kekeringan, Petani di Pati Gagal Tanam
Padahal pada bulan sebelumnya harga gabah masih diangka Rp500.000 per kuwintal. Harga ini sesuai dengan harga pembelian pemerintah atau HPP yang ditetapkan.
“Tetapi dari hitungan kami di tingkat penggilingan sudah naik. Setiap kuwintalnya sekitar Rp750.000 per kuwintal atau sekitar Rp7.500 perkilogram,” ujar Sutrisno, Sabtu (29/9/2023).
Menurutnya, cuaca kering dan musim kemarau membuat para petani gagal memanen padi yang telah mereka tanam. Imbasnya jumlah gabah masuk ke tempat penggilingan terus berkurang.
Katanya, di penggilingan tempatnya berkerja, salama musim panen selalu memiliki stok gabah menumpuk. Namun saat ini jumlah gabah yang masuk ke penggilingan sudah berhenti total.
“Tinggal beras ketan yang saat ini kami keringkan dan giling,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Serikat Petani Pati Kamelan mengatakan, harga gabah Rp 7.500 per kilogram menjadi harga tertinggi dalam penjualan gabah di Kabupaten Pati. Mengingat harga ini masih berada di tingkat petani serta belum terdistribusikan ke pasar.
“Setelah keluar dari penggilingan bisa lebih dari harga itu. Lantaran ada faktor tranportasi, jasa penggilingan dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Harga gabah ini menurut Kamelan berbeda dengan harga jual gabah tahun lalu. Meski mengalami kenaikan harga gabah masih terhitung aman diangka Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram.
Baca Juga: Butuh Waktu Hingga Sebulan untuk Pembuatan Satu Gunungan Meron
Kamelan memprediksi, tren kenaikan harga gabah bakal terus menuju puncak di bulan Desember 2023 nanti. Dirinya memperkirakan harga gabah bakal menyentuh Rp 8.000 per kilogramnya sebelum adanya panen raya di bulan Januari.
“Kemungkinan ini bisa terjadi sebab banyak sawah yang belum memulai tanam padi. Apalagi dengan prediksi BMKG kekeringan juga berlangsung lama,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada
