31 C
Kudus
Jumat, Maret 21, 2025

Kualitas Siswa Jurusan Ukir Menurun, SMKN 2 Jepara Usulkan Tes Khusus di PPDB

BETANEWS.ID, JEPARA – Dikenal sebagai kota ukir, nyatanya Kabupaten Jepara hanya memiliki satu sekolah formal pendidikan ukir yaitu di SMKN 2 Jepara. Namun hasil lulusan dari Jurusan Kriya Kayu dan Rotan yang menaungi ukir cenderung mengalami penurunan selama lima tahun terakhir.

Eko Prasetyo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, SMKN 2 Jepara mengatakan bahwa hal tersebut terjadi semenjak pendaftaran siswa baru di SMK tidak lagi menggunakan tes khusus saat menerima peserta didik baru. Saat ini sistem pendaftaran siswa baru hanya mengandalkan nilai raport.

Baca Juga: Pemkab Jepara Buka Lowongan 1.270 PPPK dari Guru hingga Nakes

-Advertisement-

Sehingga dari pihak sekolah sudah mencoba mengajukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi agar sistem Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) dapat kembali menggunakan sistem tes khusus.

“Harapannya memang bisa ada tes khusus untuk bisa masuk ke SMK, kalau Jurusan ukir ya tentang ukir. Karena berpengaruh di kemampuan anak secara tekhnis, kalau dalam hal ini ukir itu tidak bisa kuat, standar-standar saja,” katanya saat ditemui di SMKN 2 Jepara, Kamis (10/8/2023).

Penerapan kurikulum Jurusan Kriya Kayu dan Rotan di SMKN 2 Jepara menurutnya terbagi ke dalam tiga hal, yaitu kerja bangku, kerja mesin, dan ukir. Namun kecenderungan dan minat para siswa saat ini lebih banyak ke kerja bangku dan kerja mesin.

Hasil karya dari para siswa dalam tugas akhir yang dibuat juga minim yang membuat karya ukir. Namun hal tersebut menurutnya juga tidak terlepas dari tidak adanya industri mebel yang khusus memproduksi ukir.

“Industri ukir kalau di Jepara itu kan juga tidak ada, kalau ukir adanya di rumah. Sehingga kita ketika menempatkan para siswa untuk KKL itu juga kesulitan dalam hal ukir, karena harus memenuhi persyaratan administrasi dan sebagainya, kalau rumahan kan nggak bisa. Sehingga yang didapatkan ya kerja bangku dan kerja mesin,” ujarnya.

Sehingga hal tersebut menurutnya juga menjadi PR tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Jepara untuk ikut menumbuhkan hadirnya Industri ukir yang ada di Jepara.

Dalam satu rombongan belajar (Rombel) yang terdiri dari 72 siswa, menurutnya hanya ada lima siswa yang sudah memiliki kemampuan basic mengukir. Sehingga untuk menghasilkan lulusan ukir yang berkualitas juga mengalami kesulitan.

Baca Juga: Dewan Kritik Penggunaan Sisa Anggaran untuk Biaya Operasional Pemkab Jepara

Para siswa yang memiliki minat dalam bidang ukir tersebut menurutnya tidak terlepas dari lingkungan tempat tinggal yang dekat dengan para pengukir. Sehingga mereka tidak hanya mendapatkan praktik mengukir dari sekolah, tetapi juga tetap dipraktikkan ketika di rumah.

“Mereka yang punya basic ini memang rata-rata di lingkungan mereka mengukir. Kalau anak-anak yang tidak ada lingkungan ukir nya ya rata-rata minatnya kurang,” katanya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER