31 C
Kudus
Jumat, September 22, 2023

58 Desa di Pati Terdampak Kekeringan Paling Parah

BETANEWS.ID, PATI – Hingga pekan ketiga Agustus 2023, dampak kekeringan terus meluas di Kabupaten Pati. Setidaknya sudah ada 58 desa yang mengalami kekeringan paling parah akibat musim kemarau.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, M Budi Prasetyo, mengatakan, dari 58 desa yang mengalami kekeringan paling awal itu terdapat di tujuh kecamatan.

“Dari kajian risiko bencana yang kita lakukan, itu ada 194 desa di 11 kecamatan yang terdampak kekeringan. Dan yang paling parah atau yang terdampak kekeringan lebih awal ada 58 desa di tujuh kecamatan,” ujar Budi, Jumat (25/8/2023).

Baca juga: Sebulan ke Depan Diprediksi Tak Ada Hujan, 194 Desa di Pati Rawan Kekeringan

Sampai saat ini, katanya, yang BPBD lakukan yakni, setiap hari, yaitu pagi dan sore mengirimkan lima hingga enam tangki air ke desa-desa yang terdampak kekeringan. Sedangkan untuk kapasitas tangki air untuk menyuplai air bersih ke desa-desa itu, masing-masing berkapasitas 4 ribu liter, 4,5 ribu liter, dan 5 ribu liter.

“Selain itu, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya PMI, relawan hingga perusahaan-perusahaan untuk mengeluarkan CSR-nya, yaitu mengirimkan air bersih ke sebagian wilayah di Kabupaten Pati yang terdampak kekeringan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyatakan, wilayah yang saat ini terdampak kekeringan paling parah berada di Pati bagian Selatan dan Tenggara, yaitu Kecamatan Pucakwangi, Jaken, Jakenan, Winong, Gabus, Tambakromo, dan Sukolilo.

Kemudian, ada dua kecamatan lagi yang juga berpotensi terdampak kekeringan, yaitu berada di Kecamatan Juwana dan Batangan. Sehingga, wilayah tersebut juga perlu diwaspadai terkait kekeringan pada musim kemarau ini.

Baca juga: Musim Kemarau, Warga di Pati Mulai Ajukan Permintaan Dropping Air Bersih

Terkait permintaan dropping air bersih ke BPBD Pati, menurutnya sudah banyak. Namun, karena keterbatasan, pihaknya hingga saat ini baru bisa melayani pengiriman air bersih ke 47 desa.

“Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwa untuk dropping air memang kita arahkan untuk desa yang berpotensi kekeringan, yaitu 194 desa, dan yang paling parah di 58 desa. Kalau banyaknya tangki yang sudah kita kirimkan ya kurang lebih 40 tangki,” sebutnya.

Menurutnya, sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau terjadi pada Agustus hingga September mendatang.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

33,383FansSuka
13,322PengikutMengikuti
4,308PengikutMengikuti
118,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER