BETANEWS.ID, DEMAK – Warga Dukuh Gandek, Desa Undaan Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak saat ini mengalami krisis air bersih. Terdapat sekitar 300 Kartu Keluarga (KK) di wilayah tersebut yang sangat membutuhkan dropping air bersih.
Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Undaan Kidul, Khabib mengatakan, setiap musim kemarau dari bulan Juni-Agustus Dukuh Gandek selalu dilanda kekeringan. Akibatnya sumur yang digunakan warga mengalami penyusutan hingga tidak bisa digunakan.
Baca Juga: Kemarau, Sorgum di Demak Punya Prospek Bagus
“Wilayah yang terparah kekeringan di Desa Undaan Kidul itu di Dukuh Gandek RW 4 terutama RT 10,11,dan 12,” katanya, Jumat (11/8/2023).
Warga saat ini memanfaatkan sungai Jratunseluna dan Lusi untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan air minum, warga lebih memilih membeli air galon atau air isi ulang harga Rp 6 ribu yang hanya cukup untuk sekitar tiga hari.
“Saya minta kepada BPBD Demak untuk rutin dropping air di Dukuh Gandek, paling tidak dua minggu sekali lah. Karena kalau hanya sekali itu tidak cukup,” ujarnya.
Sementara itu, sebagai salah satu penyedia air isi ulang di Dukuh Gandek, Sumarni mengaku setiap kemarau galon-galon di warungnya laris dibeli warga. Dalam sehari ia bisa menghabiskan 15 galon.
“Kalau musim kemarau pembeli banyak, saat musim hujan malah tidak ada yang beli,” katanya.
Baca Juga: Kemarau, Kacang Hijau di Demak Melimpah
Sumarni mengaku juga kesusahan untuk mendapatkan air. Ia bahkan rela mengambil air ke sungai Lusi dengan jarak satu kilometer agar bisa mandi dan mencuci baju.
“Kalau pas air habis ke sungai Lusi, untuk mencuci, mandi, diambil pakai galon dibawa pulang. Ya ngangsu ditaruh kulah,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada
