BETANEWS.ID, DEMAK – Perahu dengan ukuran 4,5×1,7 meter di pinggir sungai Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak itu tampak siap mengarungi sungai. Beberapa mahasiswa elektro Universitas Semarang (USM) tampak masih mengutak atik mesin, memastikan kabel-kabel terpasang denganbaik.
Saat mesin menyala, perahu kemudian berjalan secara perlahan. Mesin bisa menyala dengan sempurna itu langsung mengubah raut wajah para mahasiswa menjadi semringah, tanda proyek tugas akhir perahu listrik berhasil.
Koordinator Mahasiswa, Lantar Bara Abimanyu, menjelaskan, proyek tugas akhir perahu listrik itu telah dimulai sejak tiga bulan yang lalu. Ide itu muncul, karena ingin menciptakan energi ramah lingkungan di laut.
Baca juga: Mahasiswa Elektro USM Ciptakan Perahu Listrik Bagi Warga Demak
“Proyek ini bermula dari tugas akhir, kemudian ide ini kita usulkan ke pihak kampus dan disetujui rektor. Semua ini didanai oleh kampus,” katanya, Selasa (4/7/2023).
Perahu listrik yang sukses dalam uji coba, lanjut Bara, nantinya dapat digunakan oleh masyarakat, terutama untuk ojek perahu wisata religi Makam Syekh Abdullah Mudzakir. Warga tidak perlu memanfaatkan bahan bakar minyak (BBM), melainkan beralih dengan penggunaan panel surya.
“Di sini kan wilayah wisata religi yang menggunakan perahu-perahu untuk ojek. Lalu kita buat perahu listrik sebagai percontohan masyarakat di sini,” imbuhnya.
Ia menerangkan, dalam menggunakan perahu listrik ini bermula dari penyerapan panas matahari yang diserap melalui panel dan disimpan dalam panel. Energi yang terkumpul kemudian disalurkan ke dalam mesin motor listrik untuk menjalankan perahu.
“Energi yang diserap dari panel surya kemudian disimpan di dalam baterai untuk menyalakan mesin motor. Pengecasan dari pukul 7.00-17.00 WIB,” terangnya.
Baca juga: Dengan Smart Garden Ciptaan Siswa SMKN 3 Kudus, Menyiram Tanaman di Rumah Kini Bisa Dari Mana Saja
Dibanding dengan BBM, bagi Bara, penggunaan perahu listrik dirasa lebih hemat dan tidak mengeluarkan biaya. Sehingga dapat membantu dalam segi perekonomian masyarakat yang kurang mampu.
“Perbandingannya kalau pakai bensin, pulang pergi (PP) bisa habis 1 liter. Sedangkan memakai perahu ini gratis, ketika baterai full bisa PP sebanyak empat kali. Karena ketika pagi energi akan terus terserap,” jelasnya.
Untuk saat ini proyek perahu listrik belum bisa digunakan dan masih dalam uji coba. Bara mengaku, masih ada beberapa yang perlu dibenahi dalam penggunaannya.
“Mengenai perkembangan, kita sudah jalan satu bulan beberapa kali sudah percobaan dan masih terkendala belum bisa secepat mesin bensin. Kita masih berusaha untuk menyesuaikan itu,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin