BETANEWS.ID, JEPARA – Delapan prajurit serta satu orang komandan berjalan menuju Balaidesa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara sebagai tanda dimulainya kirab budaya sedekah bumi.
Para prajurit serta komandan tersebut juga bertugas untuk menjemput Raja Kasultanan Cirebon serta Pemaisuri, Rombongan Pemerintahan Kecamatan, serta Perangkat Desa Pecangaan Kulon.
Usai prosesi pembukaan, Raja serta Permasuri Kasultanan Cirebon tersebut menaiki kereta kuda yang sudah disiapkan, diikuti oleh dua kereta kuda berisi rombongan dari kasultanan.
Baca juga: Meriahnya Tradisi Lomban di Jepara yang Diikuti Ratusan Kapal
Sedangkan di barisan paling depan diisi oleh grup marching band dari Bregada Sura Praja Jepara, kemudian rombongan prajurit Kasultanan Cirebon yang diikuti oleh tiga kereda kuda. Sementara di belakang kereta kuda terdapat rombongan kirab dari pemerintahan kecamatan dan perangkat desa.
Di bagian depan rombongan tersebut membawa sedekah bumi seperti tumpeng uraban, dawet, pisang, kutuk lengker, jadah pasar serta degan, dan bunga tujuh rupa. Kemudian di belakangnya terdapat Gunungan hasil bumi, serta rombongan dari anak-anak TK dan kelompok perkusi yang ikut meramaikan.
Pukul 14.00 WIB rombongan tersebut mulai berjalan dari Balidesa Pecangaan Kulon menuju Makam Mbah Buyut Malan (sesepuh pendiri desa) dengan jarak kurang lebih 3 kilometer.
Pukul 14.16, rombongan Kasultanan Cirebon sudah lebih dulu sampai di tempat makam leluhur tersebut, serta disambut oleh para perangkat desa yang sudah ada di sana.
Baca juga: Warga Kepuk Jepara Gelar Festival Memeden Gadhu
Acara kemudian dilanjut dengan barikan atau (pengajian) dan ditutup dengan sawur dawet. Terkait dengan makna dari Sawur Dawet sendiri, Kepala Desa Pecangaan Kulon, Muhammad Abdurrahman, menjelaskan bahwa hal tersebut sebagai tolak bala yang sudah dilalukan para sesepuh desa pada saat mengadakan sedekah bumi.
“Sedekah bumi dengan pelaksanaan kirab ini sudah di tahun kedua yang kita lakukan. Di mana pada kirab kali ini turut mengundang Kasultanan dari cirebon. Kirab budaya ini juga hasil penggalian dari temen-temen terkait dengan budaya yang ada di Pecangaan,” katanya.
“Sementara terkait Kasultanan Cirebon ini ada kaitannya dengan cangak yang masih kita gali juga. Jadi dulu Ratu Kalinyamat bersama Sultan Hadlirin pada saat menuju ke Pecangaan diikuti oleh burung cangak. Dan ada kaitannya juga dengan Kasultanan Cirebon,” jelasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin