BETANEWS.ID, DEMAK – Museum Glagah Wangi mengenalkan koleksi terbarunya, berupa dua cetakan kue peninggalan China yang pernah ada di Kabupaten Demak. Benda tersebut diperkirakan berasal dari abad 17-18 di era penjajahan Belanda.
Menurut Kepala UPTD Museum Glagah Wangi Ahmad Widodo, cetakan kue peninggalan China itu ditemukan di rumah tua yang sudah tak berpenghuni. Kemudian benda itu diselamatkan dan disimpan di museum.
“Ketemunya di rumah yang sudah tua, penghuninya sudah meninggal. Nah rumahnya tidak ditempati, kebetulan dibersihkan itu ada benda tersebut,” katanya saat ditemui di Museum Glagah Wangi Jalan Sultan Fatah nomor 53, Kauman, Bintoro, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: Museum Batik Pati akan Jadi Destinasi Wisata dan Sentra Pemasaran Batik Bakaran
Dengan tambahan koleksi tersebut, Museum Glagah Wangi kini memiliki total 2.077 benda cagar budaya. Benda-benda itu berupa barang peninggalan zaman Kasultanan Bintoro Demak, fosil-fosil, wayang peninggalan Sunan Kalijaga, dan lain-lain.
“Total keseluruhan kalau tidak salah 2.075, sekarang tambah dua peninggalan dari China jadi 2.077 koleksi,” imbuhnya.
Melihat kondisi museum yang terbatas. Rencananya akan ada pelebaran bangunan dan penataan tata ruang yang lebih layak, sehingga pengunjung dapat leluasa dan menikmati suasan belajar di Museum Glagah Wangi dengan nyaman.
Baca juga: Ada yang Baru Nih di Museum Kota Lama Semarang, Hologram Warak Ngendok
“Rencananya, kalau benar. Itu kan gedung pariwisata mau dipindah dan menempati tempat yang baru. Kita bisa menempati tempat-tempat itu menjadi museum semua, sehingga bisa diperbaiki dengan layak, seperti menambah permainan anak-anak,” terangnya.
Sementara itu, Widodo menyebut jumlah pengunjung belum bisa dipastikan terjadi peningkatan. Hal itu disebabkan karena masyarakat tidak banyak yang mengetahui bangunan Museum Glagah Wangi.
“Permasalahannya ya itu, museumnya masih menyatu dengan kantor Dinas Pariwisata. Sehingga belum tahu betul kalau itu museum, kalau ini kan dua muka,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin