BETANEWS.ID, DEMAK – Tempat produksi rebana dan beduk H Zaini itu tampak ramai oleh bunyi-bunyian orang yang sedang bekerja. Di tempat yang cukup luas itu, beberapa pengrajin terlihat punya peran-peran masing-masing. Itu tampak dari ada yang memotong kayu, merakit rebana dan beduk, hingga bagian pengukiran danpengecatan.
Tempat usaha yang berada di Jalan Demak-Bonang, Paesan, Karangmlati, Demak itu memangs udah tersohor sebagai jujugan pencari alat musik islami tersebut. Bahkan, saking terkenalnya, usaha yang kini masuk ke generasi kedua itu sudah tembus pasar mancanegara.
Anak H Zaini Ahmad Afif menerangkan, dalam sehari pihaknya bisa memproduksi 18 alat musik. Sementara dalam pembuatan satu beduk membutuhkan waktu selama dua minggu.
Baca juga: Beduk dan Rebana Buatan Sugiharto Unggulkan Kualitas Suara dan Tahan Lama
“Beduk ukuran kecil paling bisa seminggu jadi, untuk ukuran besar mulai dari pemotongan, pengukiran sampai produksi bisa sampai dua minggu,” terangnya, Selasa (11/4/2023).
Rebana dan bedug H Zaeni dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp100 ribu sampai Rp1,5 juta untuk rebana, serta Rp12,5 juta sampai Rp150 juta untuk beduk. Afif mengaku pelanggannya tidak hanya dari wilayah lokal dan nasional saja, melainkan hingga ke luar negeri.
“Pembeli dari wilayah Demak, Jawa Tengah, Jawa Timur, luar Jawa, paling banyak itu daerah Sumatra dan Kalimantan, sampai Papua, dan NTT. Alhamdulillah sampai ekspor ke luar negeri, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, bahkan sampai ke Korea Selatan,” beber Afif.
Di tempatnya, Afif membuat rebana dan beduk dari bahan dasar kayu mahoni, trembesi, dan nangka. Proses pengerjaannya masih dilakukan secara manual dan tradisional, mulai dari memahat, mengukir, penempelan kulit pada kayu, hingga pengecetan.
Baca juga: Mulai Ada Permintaan, Pengusaha Beduk dan Rebana di Kudus Semringah
Dalam proses penempelan kulit pada kayu memerlukan keahlian yang khusus. Hal itu disebabkan, karena memiliki pengaruh pada suara dan ketahanan alat musik ketika digunakan.
“Kalau beduk menggunakan kulit kerbau, karena lebih kuat, lebih keras, dan lebih tebal, sehingga menghasilkan suara yang lebih keras. Pemasangan juga harus kencang, agar tidak mudah kendur saat digunakan,” katanya.
Berbeda dengan bedug yang menggunakan kulit sapi, untuk rebana bahan diambil dari kulit kambing. Afif menambahkan terdapat dua jenis rebana yang dibuat, yakni hadrah dan klasik.
“Untuk jenis hadrah ada sembilan alat musik. Sedangkan klasik ada dua belas alat musik rebana, ” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin