BETANEWS, DEMAK – Berjualan kolang-kaling sejak pukul 4.00 Subuh hingga 9.00 pagi telah dilakukan Ahmad Zubair di Pasar Bintoro, Jalan Sultan Fatah, Petengan Selatan, Demak. Di momen Ramadan ini, menambah semangat bagi warga asli Botorejo itu untuk mencari rezeki.
Pagi mulai menjelang, beberapa pembeli tampak memborong kolang-kaling milik Zubair untuk persiapan buka puasa. Tak hanya dari kalangan penjual sajian takjil saja, masyarakat biasa juga tidak mau ketinggalan untuk menikmati buah bertekstur kenyal ini.
Zubair mengatakan, semenjak memasuki Bulan Puasa permintaan pembeli semakin meningkat. Menurutnya kolang-kaling saat Ramadan sering dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan sajian takjil. Apalagi rasanya yang enak dan mudah dicerna sehingga cocok dijadikan berbagai olahan makanan dan minuman seperti es dan kolak.
Baca juga: Penjualan Kolang-Kaling Selama Ramadan di Solo Justru Menurun
“Alhamdulillah semenjak Ramadan peminatnya meningkat daripada hari biasanya. Karena kolang-kaling ini kan sering dibuat kolak dan es-es juga, ” katanya pada Betanews.id, Selasa (4/4/2023).
Berbeda dengan hari biasanya, sebelum Ramadan Zubair hanya mampu menjual sekitar 10 Kilogram. Kemudian memasuki Bulan Puasa, ia bisa menghabiskan kolang-kaling sebanyak 20-50 Kilogram dalam sehari.
“Kalau saya ambilnya dari Salatiga, dia itu peloper ambil kolang-kaling dari Medan dan daerah lokal lainnya, Lalu dijual grosiran, ” imbuhnya.
Berkat penjualannya yang laris, harga kolang-kaling menjadi naik di pasaran. Semula kolang-kaling dijual Rp 12 ribu perkilogram menjadi Rp 14 ribu perkilogram.
Berbeda dengan kolang-kaling, cincau hitam justru mengalami harga yang stabil, yakni Rp 3 ribu perkilogram. Meski begitu, permintaan pembeli selama Ramadan terus meningkat.
“Kalau cincau harganya sama, tapi permintaannya yang meningkat. Perkilogram harganya Rp 3 ribu, untuk satu embernya Rp 40 ribu, ” sebutnya.
Baca juga: Banyak Diburu Saat Ramadan, Penjual Blewah di Tepi Jalan Pantura Trengguli Demak Laris Manis
Permintaan yang melonjak hingga berkali lipat menjadi berkah tersendiri bagi Zubair. Ia yang juga seorang produsen cincau hitam di Demak mengaku senang saat momen Ramadan seperti ini. Sebab, cincau hitam buatanya makin laris di pasaran.
“Kalau hari biasa paling habis 5-10 ember. Pas Ramadan bisa sampai 30-50 ember dalam sehari. Kira-kira segitu, ” pungkasnya.
Editor: Suwoko