Wisata religi di komplek makam Sunan Kalijaga, Jalan Raden Sahid, Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, menyediakan berbagai oleh-oleh khas Kota Wali. Oleh-oleh yang bisa didapat pengunjung, mulai dari olahan makanan, pakaian, hingga cenderamata dapat ditemukan di sepanjang penjual yang berjajar.
Di komplek makam Sunan Kalijaga, terdapat puluhan ruko di sepanjang pintu jalan masuk makam. Ruko-ruko itu merupakan tempat dijualnya oleh-oleh yang bisa dibeli peziarah.
Salah satu penjual makanan di komplek makam Sunan Kalijaga, Sunarti mengaku menjual berbagai olahan khas Demak. Olahan makanan tersebut di antaranya manisan belimbing, jambu, intip, jenang, keripik, dan lain-lain.
Baca juga: Berusia Ratusan Tahun, Air Gentong Sunan Kalijaga Ini Dipercaya Memiliki Khasiat Pengobatan
Sunarti mengatakan, keramaian pengunjung dirasakan saat mendekati bulan Ramadan, misalnya bulan Rajab dan Sya’ban. Banyak peziarah datang dan membeli oleh-oleh jenang dan intip darinya.
“Jenang sekilo harganya Rp25 ribu kalau intip satu gendelnya Rp10 ribu. Bebas sih pembeli mau milih yang mana, ” katanya pada Betanews.id, saat ditemui di ruko miliknya,
Sunarti mengaku berjaga dari pagi hingga malam di rukonya. Jika peziarah ramai berdatangan, ia bisa menghabiskan puluhan jenang dalam sehari. Para peziarah banyak yang datang dari luar kota, bahkan mancanegara.
“Kalau ramai bisa 10 kilogram lebih, kebanyakan yang laris itu jenang dan intipnya, ” kata warga asli Kadilangu tersebut.
Selain Sunarti, Lutfiah juga menyediakan berbagai pakaian dan peci untuk peziarah makam Sunan Kalijaga. Terdapat setelan anak-anak hingga dewasa menjadi incaran banyak pengunjung.
Baca juga: Ziarah ke Makam Sunan Kalijaga, Wisata Religi Kota Wali yang Tak Pernah Sepi
“Yang paling banyak dibeli itu peci-peci, blangkon, setelan anak-anak, karena kan ada gambar Sunan Kalijaga di sana,” terangnya.
Dia mebambahkan, pakaian dan songkok dijual dengan harga yang bervariasi, mulai Rp25 ribu hingga ratusan ribu Rupiah. Pembeli dapat memilih berbagai ukuran yang diinginkan.
“Selain setelan dan peci, ada juga sarung-sarung, serbet, dan pakaian lurik seperti ini, ” pungkasnya.
Editor: Suwoko
