BETANEWS.ID, KUDUS – Puluhan orang terlihat memancing di area persawahan di Desa Wates, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Satu di antara mereka tampak pemancing yang cukup nyentrik. Di bawah payung sebagai tempat berteduh, dengan kaca mata hitam, tampak pemancing tersebut berulang kali umpan kailnya sukses mendapatkan ikan yang cukup besar.
Pria tersebut yakni Topex Cingek (22) yang sudah hobi memancing sejak kecil, tepatnya sejak masih duduk di sekolah dasar (SD). Bahkan, pria yang sudah mempunyai istri tersebut menjadikan memancing sebagai hobi utama dan untuk membuang kesuntukan. Bahkan ia punya semboyan akan tetap pergi memancing meski istrinya marah.
“Mancing adalah hobi saya sejak kecil. Makanya saya akan tetap pergi mancing meski istri muring (marah),” ujar pria yang akrab disapa Topex kepada Betanews.id, Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Ribuan Hektare Sawah di Kudus Tergenang Banjir, Warga Manfaatkan Jadi Spot Mancing
Topex mengatakan, menyalurkan hobi memancingnya pada pagi hari hingga siang atau sesampai Zuhur. Setelah itu, ia pulang untuk bekerja jadi juru parkir di sebuah perusahaan rokok.
“Tetap menyalurkan hobi, tapi jangan lupa dengan tanggung jawab. Bagaimanapun kan sudah punya tanggung jawab menafkahi keluarga,” bebernya.
Di sela obrolan, satu di antara dua joran pancingnya ada yang bergerak pertanda umpannya disahut ikan. Sehingga ia pun bergegas mengangkatnya dan tampaklah ikan nila sebesar telapak tangan orang dewasa menempel di kail pancingnya.
“Horee dapat lagi,” girang Topex yang di sambut genbira rekan pemancing di sebelahya.
Sembari melepas ikan dari kailnya dan memasukkan ke wadah yang dibawanya, Topex mengaku, kalau istrinya pernah protes dengan hobi memancingnya. Namun, lambat laun istrinya mau mengerti dengan hobinya tersebut.
“Hobi mancing kan tidak jelek, yang penting tidak neko-neko. Yang penting tetap bekerja untuk tanggung jawab kepada istri dan keluarga,” tandasnya.
Dia mengatakan, hampir setiap hari pergi memancing. Setengah hari memancing biasanya bisa dapat satu kilogram ikan bahkan lebih. Terkadang juga tak dapat sama sekali, namun tetap dinikmatinya, sebab hal itu dianggap sebagai dinamika memancing.
“Ikan yang saya dapat tidak dijual, tapi dikonsumsi sendiri. Untuk umpannya saya menggunakan lumut,” bebernya.
Hal senada juga dikatakan oleh pemancing bernama Bambang Eko Yanto (60). Pria bercucu dua itu mengaku sudah hobi memancing sejak remaja. Sama dengan Topex, menurutnya, memancing bisa jadi sarana membuang suntuk..
“Mancing ini hobi sejak muda. Setiap suntuk saya pasti pergi memancing,” ujar pria yang akrab disapa Bambang tersebut.
Baca juga: Sawah Kebanjiran di Wonosoco Dimanfaatkan Warga untuk Cari Ikan, Bisa Dapat Hingga 50 Kg
Pria yang punya usaha angkringan di Balai Jagong Kudus itu mengaku, setelah malam hari jualan, ketika siangnya suntuk pasti pergi memancing. Sebab, memancing dianggapnya mampu membunuh kejenuhan dan keruwetan pikiran.
“Ketika memancing rasa suntuk dan kejenuhan itu hilang. Saya gak begitu memikirkan hasilnya. Kalau dapat ikan ya dibuat lauk,” bebernya.
Dia memgaku, saat pergi memancing sudah menyiapkan bekal. Air, rokok dan makanan sudah siap semua. Jadi tak khawatir, haus dan kelaparan.
“Umpan lumut juga sudah siap. Rokok, makanan sudah saya siapkan semua. Siap mancing seharian ini,” seloroh Bambang sembari melempar mata kailnya ke area persawahan yang kebanjiran.
Editor: Kholistiono
